Bagikan:

JAKARTA - Turki tidak terburu-buru untuk mengakui pemerintahan yang dipimpin Taliban di Afghanistan, Menteri Luar Negeri Mevlüt Çavuşoğlu mengatakan Kamis, menambahkan ada keterlibatan bertahap antara Ankara dan pemerintah baru di Kabul.

Ini disampaikan Mevlüt Çavuşoğlu, saat mempresentasikan anggaran 2022 Kementerian Luar Negeri dan lembaga terkait di Komite Perencanaan dan Anggaran Majelis Nasional Agung Turki (TBMM).

Terkait kebijakan luar negeri Turki terhadap krisis Afghanistan, dia mengatakan Turki tidak bisa tinggal diam terhadap kondisi yang terjadi di negara tersebut karena beberapa hal.

"Selain ikatan sejarah, kami memiliki nenek moyang yang sama, investasi dan kehadiran di banyak bidang. Terorisme, migrasi dan ancaman narkoba harus dihilangkan dari sumbernya, keruntuhan ekonomi dan krisis kemanusiaan harus dicegah," paparnya mengutip Daily Sabah 5 November.

Memperhatikan jika krisis tidak dikelola di mana ia berada, konsekuensinya akan secara langsung mempengaruhi semua orang, Mevlüt Çavuşoğlu mengatakan: "Untuk alasan ini, kami mengikuti keterlibatan bertahap dengan Taliban, dukungan dalam masalah kemanusiaan dan diplomasi aktif di arena internasional. Terlebih lagi, masyarakat internasional, secara umum, menerapkan kebijakan keterlibatan bertahap dengan Taliban. Kami tidak terburu-buru, kami mengikuti praktik di lapangan."

Menlu Çavuşoğlu mengatakan, ketika dia bertemu dengan wakil menteri luar negeri dari pemerintahan sementara Taliban di Afghanistan, dia menekankan pentingnya membangun pemerintahan yang inklusif dan representatif untuk stabilitas permanen.

Delegasi tingkat tinggi yang dipimpin oleh Amir Khan Muttaqi, penjabat menteri luar negeri pemerintah sementara Taliban Afghanistan, mengunjungi Turki bulan lalu untuk mengadakan pembicaraan dengan pejabat senior Turki.

Ini menandai kontak tingkat tinggi pertama antara Turki dan pemerintahan baru di Afghanistan setelah Taliban mengambil alih kekuasaan pada 15 Agustus.

Berbicara kepada wartawan setelah pertemuan, Menlu Çavuşoğlu mengatakan bahwa mengakui Taliban dan terlibat dengan mereka adalah dua hal yang berbeda. Dia menambahkan bahwa Turki menegaskan kembali perlunya pemerintah yang inklusif dan menyuarakan harapannya mengenai keamanan Bandara Internasional Kabul Hamid Karzai.

"Mereka meminta kami untuk bantuan kemanusiaan dan kelanjutan investasi di sana," sebut Menlu Çavuşoğlu, menambahkan pihak Turki sekali lagi membagikan nasihatnya tentang pendidikan anak perempuan dan pekerjaan perempuan dalam kehidupan bisnis.

"Pimpinan Taliban mengatakan, mereka akan memberikan dukungan terbaik mereka jika mereka (migran Afghanistan) ingin kembali ke negara mereka," katanya juga.

Untuk diketahui, Taliban mengatakan mereka menginginkan pengakuan internasional. Mereka memperingatkan bahwa melemahnya pemerintahan mereka akan mempengaruhi keamanan dan memicu eksodus migrasi yang lebih besar dari negara tersebut.

Pejabat Taliban sebelumnya mencatat, mereka ingin Turki memberikan bantuan dan dukungan kepada rakyat Afghanistan dan meminta untuk menjadi negara pertama yang secara resmi mengakui pemerintahan baru di Afghanistan.