Besok Duta Besarnya Temui Perwakilan Pemimpin Taliban, Ini Kunci Rusia Akui Taliban atau Tidak
Ilustrasi militer Afghanistan. (Wikimedia Commons/U.S. Department of Defense Current Photos)

Bagikan:

JAKARTA - Duta Besar Rusia untuk Afghanistan Dmitry Zhirnov akan bertemu dengan koordinator kepemimpinan gerakan Taliban, Selasa besok untuk membahas sekaligus memastikan keamanan Kedutaan Besar Rusia.

Hal ini diungkapkan oleh Utusan Presiden Rusia untuk Afghanistan Zamir Kabulov mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Echo of Moscow Stasiun Radio. Kabulov sebelumnya yang menyebut Rusia tidak akan terburu-buru mengakui rezim Taliban.

"Duta besar kami telah menghubungi perwakilan pimpinan Taliban. Besok, seperti yang dia katakan kepada saya sepuluh menit yang lalu, dia akan bertemu dengan koordinator dari pimpinan Taliban untuk memastikan keamanan, termasuk kedutaan kami," katanya, mengutip TASS Senin 16 Agustus.

"Duta Besar Rusia akan membahas dengan perwakilan Taliban mengenai rincian perlindungan eksternal misi diplomatik Federasi Rusia," sambung Kabulov.

Keputusan Rusia untuk mengakui rezim Taliban bergantung pada pemerintahan mereka. Zabulov menekankan, kepemimpinan Rusia akan membuat keputusan untuk mengakui rezim gerakan Taliban, tergantung pada seberapa bertanggung jawab mereka akan memerintah negara.

“Tidak ada yang akan terburu-buru dalam hal ini. Pengakuan atau non-pengakuan akan tergantung pada perilaku otoritas baru. Kami akan mengamati dengan cermat seberapa bertanggung jawab mereka akan memerintah negara dalam waktu dekat. Rusia akan membuat kesimpulan yang diperlukan setelah hasil pertemuan," kata diplomat Rusia itu.

Ditambahkan olehnya, Rusia tidak melakukan langkah evakuasi terhadap staf diplomatiknya, kendati ada sejumlah staf yang disebut akan dikirim menjalani libur musim panas, tanpa menyebut jumlahnya, kepada radio Ekho Moskvy.

Sebelumnya, Kabulov menyatakan Pemerintah Rusia enggan terburu-buru untuk mengakui rezim Taliban di Afghanistan, karena gerakan Taliban dilarang di Rusia.

Tentang pernyataan-pernyataan Taliban, mereka menginginkannya terjadinya alih kekuasaan penuh dan membangun ulang Pemerintahan Afghanistan, Kabulov menyalahkan kondisi yang terjadi pada Presiden Afghanistan.

"Apa yang mereka katakan sekarang harus disalahkan pada Ashraf Ghani, karena menunda-nunda dan menolak mengadakan pembicaraan selama satu tahun penuh. Dia telah kehilangan segalanya," tegas Kabulov.

Kendati demikian, sebagai seorang diplomat Kabulov mengatakan dirinya berharap untuk membangun hubungan persahabatan antara Moskow dan kepemimpinan baru Afghanistan.

Untuk diketahui, militan Taliban memasuki Kabul pada hari Minggu tanpa perlawanan dan menduduki kantor-kantor yang ditinggalkan oleh pasukan pemerintah, Al Arabiya TV melaporkan. Presiden Afghanistan Ashraf Ghani meninggalkan negara itu. Kemudian, Taliban mengumumkan memeganng kendali atas semua wilayah ibukota Afghanistan.