JAKARTA - Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan mengatakan Taliban yelah memenangkan pertempuran, seiring dengan masuknya gerilyawan ke Kabul, setelah hampir 20 tahun digulingkan dari kekuasaan.
Pernyataan ini dikeluarkan oleh Presiden Ghani setelah ia melarikan diri dari negara itu, seiring dengan keberhasilan Taliban kuasai istana kepresidenan dan menyegel kemenangan militer nasional hanya dalam waktu sepuluh hari, setelah pasukan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk keluar dari negara itu.
"Taliban telah menang dengan penghakiman pedang dan senjata mereka, dan sekarang bertanggung jawab atas kehormatan, properti dan pertahanan diri warga negara mereka," kata Ghani dalam sebuah pernyataan yang diunggah ke Facebook, yang pertama sejak melarikan diri, mengutip CNA Minggu 15 Agustus.
"Mereka sekarang menghadapi ujian sejarah baru. Entah mereka akan mempertahankan nama dan kehormatan Afghanistan atau mereka akan memprioritaskan tempat dan jaringan lain," tambahnya, seraya mengatakan dia pergi untuk mencegah 'banjir pertumpahan darah'.
Presiden Ghani tidak mengatakan ke mana dia pergi, tetapi kelompok media terkemuka Afghanistan, Tolo News, menyebut dia pergi ke Tajikistan.
Terpisah, seorang juru bicara Taliban membenarkan mereka telah memasuki ibu kota Afghanistasn, Kabul, untuk memastikan keamanan. Tiga sumber senior Taliban juga mengatakan kepada AFP, pejuang mereka telah menguasai istana kepresidenan dan mengadakan pertemuan tentang keamanan di ibukota.
Sementara, pejuang di dalam istana mengatakan, mereka telah "menang", dalam rekaman yang ditayangkan di Al-Jazeera.
"Mantan presiden Afghanistan telah meninggalkan negara, meninggalkan orang-orang dalam situasi ini," kata Abdullah Abdullah, yang memimpin proses perdamaian, dalam sebuah video di halaman Facebook-nya.
Mundurnya Ghani dari jabatannya adalah salah satu tuntutan utama Taliban dalam berbulan-bulan pembicaraan damai dengan pemerintah, tetapi dia dengan keras kepala berpegang teguh pada kekuasaan.
Kendati demikian, kelompok Taliban mengatakan mereka menginginkan pemindahan kekuasaan secara damai dalam beberapa hari ke depan.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, ada kekhawatiran akan kekosongan keamanan di Kabul karena ribuan polisi dan anggota angkatan bersenjata lainnya telah meninggalkan pos, seragam, dan bahkan senjata mereka.
Seperti kebanyakan kota-kota lain yang direbut, perebutan kekuasaan terjadi setelah pasukan pemerintah menyerah atau mundur. Di Kabul, banyak penduduk yang sudah pasrah dengan Taliban yang mengambil alih kekuasaan.
"Satu-satunya harapan saya adalah kembalinya mereka membawa kedamaian. Hanya itu yang kami inginkan," kata penjaga toko Kabul, Tariq Nezami.