Siap Lanjutkan Komunikasi dengan Taliban, China: Kami Menghormati Kedaulatan dan Kemerdekaan Afghanistan
Pertemuan perwakilan Taliban dengan pejabat China. (Twitter/@IeaOffice)

Bagikan:

JAKARTA - China mengatakan pada Hari Rabu, pihaknya siap untuk menjaga komunikasi dengan para pemimpin pemerintahan baru Taliban di Afghanistan. China menyebutnya sebagai langkah yang diperlukan dalam rekonstruksi.

Ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin dalam briefing harian di Beijing, menjawab pertanyaan apakah China akan mengakui pemerintah baru Afghanistan di bawah Taliban, yang kemarin diumumkan nama-nama pejabatnya.

Taliban diketahui memilih sejumlah tokoh senior, politisi serta komandan militer kenamaan, untuk menduduki posisi-posisi dalam pemerintahan, termasuk orang-orang dekat mendiang Mullah Omar, pendiri Taliban.

"Kami (China) menghormati kedaulatan, kemerdekaan dan integritas wilayah Afghanistan," kata Wang seperti mengutip Reuters 8 September.

Setelah Taliban sukses mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada 15 Agustus lalu, China menyerukan pembentukan pemerintah yang terbuka dan inklusif kepada para pemimpin Taliban.

"Kami berharap pemerintah Afghanistan yang baru akan mendengarkan secara luas orang-orang dari semua ras dan faksi, untuk memenuhi aspirasi rakyatnya sendiri dan harapan masyarakat internasional," tukas Wang.

china bertemu taliban
Pertemuan perwakilan Taliban dengan pejabat China. (Twitter/@IeaOffice)

"China sangat mementingkan pengumuman Taliban tentang pembentukan pemerintahan sementara. Ini mengakhiri lebih dari tiga minggu anarki di Afghanistan dan merupakan langkah yang diperlukan untuk pemulihan ketertiban dan untuk rekonstruksi pasca-perang negara itu," tukas Wang melansir Sputnik.

Awal pekan ini, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid menyebut China bersama-sama dengan Rusia, Turki, Iran, Qatar hingga Pakistan akan diundang menghadiri pengumuman pemerintah baru Afghanistan.

Jauh sebelumnya, China diketahui beberapa kali menjalin komunikasi dengan Taliban, atau sekadar menyampaikan dukungan terhadap kedaulatan Afghanistan. Juli lalu, delegasi Taliban yang terdiri dari sembilan orang, menyambangi China untuk melakukan kunjungan kerja, membahas sejumlah hal dengan Pemerintah China yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Menteri Luar Negeri Wang Yi.

Menlu Wang Yi juga sempat berbicara kepada Menlu Amerika Serikat Antony Blinken melalui saluran telepon, meminta Negeri Paman Sam menghormati kedaulatan Afghanistan sambil menggalang komunitas internasional untuk membantu negara itu.

Sementara, usai pengambilalihan Kabul 15 Agustus lalu, Wakil Kepala Kantor Politik Taliban di Qatar Abdul Salam Hanafi, bertemu dengan Duta Besar China untuk Afghanistan Wang Yu di Kabul.

Bersama dengan Rusia, China diketahui tetap membuka kedutaan besarnya di Kabul, setelah Taliban dengan cepat menguasai ibu kota Afghanistan tersebut, mendorong warga negara asing dan sekutu Afghanistan mereka untuk segera mengungsi.