Bagikan:

JAKARTA - Duta Besar Afghanistan untuk China, Javid Ahmad Qaem, meninggalkan jabatannya pada awal Januari setelah berbulan-bulan tanpa bayaran dari Kabul menyusul perebutan kekuasaan oleh Taliban, katanya di Twitter.

Dalam surat serah terima tertanggal 1 Januari, juga diunggah di Twitter, Qaem mengatakan banyak diplomat di kedutaan telah pergi. Ia menyebut Kabul belum mengirimi mereka gaji sejak Agustus.

"Ada banyak alasan, pribadi dan profesional, tetapi saya tidak ingin menyebutkannya di sini," katanya tentang keputusannya untuk pergi, seperti melansir Reuters 11 Januari.

Dalam suratnya, Qaem mengatakan orang baru telah ditugaskan di kedutaan, hanya menyebut dia sebagai 'Tuan Sadaat.' Kementerian Luar Negeri Afghanistan tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang siapa pengganti Duta Besar Qaem.

Surat Qaem juga mengatakan, pada 1 Januari ada sisa 100.000 ribu dolar AS di salah satu rekening bank milik kedutaan, serta jumlah yang tidak diungkapkan di rekening lain. Surat itu juga mencatat, kunci lima mobil kedutaan akan ditinggalkan di kantor Qaem dan dua mobil perlu dibuang.

"Saya sudah membayar semua staf lokal sampai 20 Januari 2022. Pekerjaan mereka sudah selesai," ungkap Dita Besar Qaem.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan dalam briefing harian pada Hari Selasa, Duta Besar Qaem telah meninggalkan China, tanpa memberikan rincian kapan atau ke mana dia pergi.

Untuk diketahui, pemerintah internasional, termasuk China, belum mengakui pemerintah Taliban sebagai pemerintah yang sah. Sanksi ketat telah melumpuhkan keuangan publik negara itu.

Kembalinya Taliban secara tiba-tiba ke kekuasaan telah membuat ratusan diplomat Afghanistan di luar negeri dalam keadaan limbo, takut akan keluarga di rumah dan putus asa untuk mengamankan perlindungan di luar negeri.

Sejak Agustus, China telah meminta Taliban untuk mengejar kebijakan moderat sambil membasmi kelompok-kelompok yang dianggap mengancam stabilitas di wilayah barat jauh Xinjiang.

Beijing juga menyerukan kekuatan Barat untuk mengakhiri sanksi dan mengirim bantuan ke Afghanistan.

Adapun China berbagi perbatasan pendek dengan Afghanistan, dengan Beijing telah mengirim pasokan kemanusiaan ke negara itu sejak kembalinya Taliban secara tiba-tiba pada Agustus.