JAKARTA - Taliban memiliki menegaskan koordinasi dalam 'hubungan kerja' dengan Amerika Serikat (AS), seraya mengulang kembali pernyataan mereka tidak menjalin hubungan dengan kelompok AL-Qaeda.
Taliban menyebut memiliki hubungan kerja dengan AS mengenai pengaturan keamanan di Bandara Internasional Kabul Hamid Karzai, seorang anggota komisi budaya kelompok militan mengatakan kepada penyiar Al-Jazeera.
Menurut Abdul Kahar Balchi, pos-pos pemeriksaan di luar lokasi bandara berada di bawah kendali militan, sementara di dalam dikendalikan oleh pasukan Amerika Serikat.
"Mereka terus berhubungan satu sama lain," sebut juru bicara itu, seperti mengutip Daily Sabah Minggu 22 Agustus.
Dia menambahkan, pihaknya menyayangkan banyak orang-orang bergegas ke bandara dalam upaya untuk keluar dari Afghanistan. Menurutnya, ketakutan dan histeria mereka tidak berdasar, karena Taliban telah mengeluarkan amnesti umum, termasuk untuk pasukan keamanan.
Yang menarik, Balchi lebih lanjut mengatakan bahwa Taliban tidak bermaksud memasuki Kabul. Sebaliknya, para militan telah merencanakan untuk menemukan solusi politik sebelum melakukannya. Dan sedang mencari untuk mendirikan pemerintahan dengan kekuatan lain. Dia mengatakan, semua orang terkejut dengan kecepatan perkembangan yang diraih Taliban.
Sejak mengambil alih kekuasaan di negara itu Minggu lalu, Taliban lambat untuk melanjutkan fungsi dasar negara. Sebagian, mereka telah meminta mantan pegawai pemerintah untuk kembali ke posisi mereka. Pada saat yang sama, pembicaraan sedang berlangsung dengan kekuatan politik lain untuk membentuk pemerintahan.
Namun, bagaimana negara harus dijalankan di masa depan dan pemerintahan seperti apa yang seharusnya dimiliki sebagian besar masih belum jelas, dengan pihak Taliban pekan lalu menyebut masalah pemerintahan akan diumumkan secepatnya.
BACA JUGA:
Terpisah, juru bicara Taliban Mohammed Naeem kembali menegaskan bantahan Taliban tidak memiliki hubungan dengan Al-Qaeda. Naeem mengatakan, kelompok teroris itu tidak memiliki kehadiran di Afghanistan.
Dia menambahkan, pembicaraan sedang berlangsung dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain mengenai situasi di Afghanistan setelah mereka merebut kekuasaan di Kabul seminggu yang lalu.