Front Perlawanan Nasional Afghanistan Tuding Taliban Pertahankan Kontak dengan ISIS dan Al-Qaeda
Ilustrasi konvoi pasukan khusus Taliban Batalion Badri 313. (Twitter/@Badri313Unit1)

Bagikan:

JAKARTA - Kelompok Taliban yang sukses mengambilalih kekuasaan di Afghanistan pada 15 Agustus lalu, tetap mempertahankan kontak dekat dengan kelompok teroris ISIS dan Al-Qaeda, sebut kepala kantor hubungan eksternal Front Perlawanan Nasional Afghanistan yang menentang Taliban, Ali Maisam Nazary kepada TASS.

"Kontak Taliban dengan terorisme internasional tetap ada. Taliban sama sekali tidak dapat memutuskan hubungan ini, karena mereka memberikan kesempatan kepada teroris untuk mendapatkan legitimasi. Semua harapan bahwa Taliban akan memutuskan hubungan dengan kelompok-kelompok ekstremis sama sekali tidak berdasar," katanya, seperti dikutip dari TASS 12 November.

"Taliban memberikan dukungan untuk kelompok teroris dan membuat mereka lebih kuat setiap hari. Saat ini, tidak ada garis batas yang jelas antara Taliban, Al Qaeda dan ISIS," tambahnya.

Juru bicara milisi itu mengatakan, pembunuhan baru-baru ini terhadap tokoh masyarakat dan politisi Afghanistan, serta serangan teroris di Afghanistan telah dilakukan oleh gerilyawan Taliban yang beroperasi dalam penyamaran anggota ISIS.

"Teroris dari Taliban, ISIS dan Al-Qaeda mungkin memiliki nama yang berbeda dan memiliki sampul yang berbeda, tetapi secara ideologis mereka semua sama," ujar Nazary.

Juga, juru bicara Front Perlawanan Nasional menekankan Taliban mempertahankan kontak erat dengan organisasi teroris Gerakan Islam Uzbekistan dan kelompok ekstremis Jamaat Ansarullah, yang dilarang di Tajikistan.

"Kontak dekat Taliban dengan teroris internasional mengancam tidak hanya negara-negara Asia Tengah, tetapi seluruh dunia," Nazary menyimpulkan.

Taliban diketahui melancarkan operasi besar-besaran untuk membangun kendali atas Afghanistan setelah Amerika Serikat pada musim semi lalu mengumumkan penarikan pasukannya.

Untuk diketahui, meski selama tiga bulan terakhir sejumlah aksis terorisme dan serangan bersenjata terhadap warga sipil terjadi di Afghanistan, pejabat Taliban berulang kali menyebut masalah ISIS telah berhasil diatasi, menyebut tidak lagi menjadi ancaman, hanya menjadi sakit kepala untuk orang-orang Afghanistan.