Diprediksi Miliki Beberapa Ribu Pasukan, Pentagon Sebut ISIS Bisa Menyerang Amerika Serikat dalam Enam Bulan
Ilustrasi Pentagon. (Wikimedia Commons/U.S. Navy photo)

Bagikan:

JAKARTA - Komunitas intelijen menilai ISIS di Afghanistan memiliki niat dan kemampuan untuk menyerang Amerika Serikat hanya dalam enam bulan, sebut seorang pejabat Pentagon kepada Kongres.

Pernyataan yang disampaikan oleh Penasihat Politik untuk Menteri Pertahanan Amerika Serikat ini, menjadi pengingat terbaru Afghanistan masih dapat menimbulkan masalah keamanan nasional yang serius bagi Amerika Serikat.

Taliban sebagai penguasa di Afghanistan saat ini adalah musuh nyata ISIS, serius untuk menegakkan hukum dan ketertiban, menghadapi serangan bom bunuh diri dan serangan yang diklaim oleh ISIS.

Termasuk pengeboman yang menargetkan sekte minoritas Syiah, termasuk pemenggalan ISIS terhadap anggota pasukan milisi Taliban di kota timur Jalalabad.

Dalam kesaksian di hadapan Komite Angkatan Bersenjata Senat, Kahl mengatakan masih belum jelas apakah Taliban memiliki kemampuan untuk memerangi ISIS secara efektif, setelah penarikan AS pada Agustus. Amerika Serikat memerangi Taliban serta kelompok-kelompok yang menyerang seperti Negara Islam dan Al Qaeda.

"Ini adalah penilaian kami, Taliban dan ISIS-K adalah musuh bebuyutan. Jadi, Taliban sangat termotivasi untuk mengejar ISIS-K. Kemampuan mereka untuk melakukannya, saya pikir, harus ditentukan," papar pejabat senior Pentagon ini, menggunakan akronim. untuk ISIS di Afghanistan.

Kahl memperkirakan ISIS-K memiliki kader beberapa ribu pejuang. Ia menyebut Al Qaeda di Afghanistan menimbulkan masalah yang lebih kompleks, mengingat hubungannya dengan Taliban.

Hubungan itulah yang memicu intervensi militer AS di Afghanistan pada tahun 2001 setelah serangan 11 September Al Qaeda di New York dan Washington. Taliban telah menyembunyikan para pemimpin Al Qaeda. 

Dikatakan olehnya, Al Qaeda membutuhkan waktu "satu atau dua tahun" untuk memulihkan kemampuan melakukan serangan di luar Afghanistan terhadap Amerika Serikat.

Sebelumnya, Presiden Joe Biden mengatakan Amerika Serikat akan terus waspada terhadap ancaman yang berasal dari Afghanistan dengan melakukan operasi pengumpulan intelijen di negara yang akan mengidentifikasi ancaman dari kelompok-kelompok seperti al Qaeda dan Negara Islam.

Kahl mengatakan, tujuannya adalah untuk mengganggu kelompok-kelompok itu, sehingga ISIS dan Al Qaeda tidak mampu menyerang Amerika Serikat.

"Kita harus waspada dalam mengganggu itu," tegasnya.

Kendati demikian, para pejabat Negeri Paman Sam secara pribadi memperingatkan, mengidentifikasi dan mengganggu kelompok-kelompok seperti Al Qaeda dan ISIS sangat sulit tanpa pasukan di lapangan. Sementara, drone yang mampu menyerang target ISIS dan Al Qaeda sedang diterbangkan dari Teluk.

Meski demikian, Kahl mengatakan Amerika Serikat belum memiliki kesepakatan dengan negara-negara tetangga Afghanistan untuk menjadi tuan rumah pasukan untuk upaya kontraterorisme.

Untuk diketahui, Penjabat Menteri Luar Negeri Amir Khan Muttaqi dari pemerintahan baru Taliban mengatakan, ancaman dari militan ISIS akan ditangani. Dia juga menegaskan, Afghanistan tidak akan menjadi basis serangan terhadap negara lain.