JAKARTA - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) pada Hari Kamis mengatakan, jumlah tentara negara itu Suriah mencapai 2.000 persone, lebih dari dua kali lipat dari jumlah 900 personel yang diumumkan sebelumnya, mengatakan pasukan tambahan itu bersifat sementara dan untuk mendukung misi melawan ISIS.
Juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder mengatakan kepada wartawan, dia tidak tahu sudah berapa lama jumlah tersebut mencapai 2.000, tetapi kemungkinan besar sudah berbulan-bulan sebelum jatuhnya Presiden Bashar al-Assad.
"Saya mengetahui jumlahnya hari ini, sebagai seseorang yang berdiri di sini dan memberi tahu Anda 900, saya ingin mengetahui apa yang kami miliki tentang itu," kata Mayjen Ryder, melansir Reuters 20 Desember.
Ketika ditanya oleh wartawan berapa lama jumlah pasukan tersebut mencapai 2.000, Mayen Ryder tidak memberikan jangka waktu tertentu tetapi berkata: "Saya pikir mungkin adil untuk mengatakan, minimal, berbulan-bulan itu sudah berlangsung cukup lama."
Sebelumnya, Amerika Serikat telah mengatakan secara terbuka selama beberapa tahun, mereka memiliki 900 tentara di Suriah yang bekerja sama dengan pasukan lokal untuk mencegah kebangkitan ISIS, yang pada tahun 2014 merebut sebagian besar wilayah Irak dan Suriah tetapi kemudian dipukul mundur.
SEE ALSO:
Pemerintahan Presiden Joe Biden telah mengatakan, pasukan AS akan tetap berada di Suriah, meskipun Presiden terpilih Donald Trump dapat menarik mereka saat ia menjabat pada tanggal 20 Januari.
Selama pemerintahan pertamanya, Trump berusaha menarik pasukan AS dari Suriah, tetapi telah menghadapi perlawanan dari para pejabat dan akhirnya beberapa pasukan tetap bertahan.
Awal bulan ini, pemberontak Suriah menggulingkan pemerintahan Assad dan menguasai ibu kota Damaskus. Militer Amerika Serikat terus melakukan serangan terhadap militan ISIS.