Kelompok Bersenjata Serang Masjid Nigeria saat Salat Subuh: 18 Tewas, 20 Luka-luka dan Lebih dari 10 Orang Diculik
Ilustrasi penembakan. (Pixabay/Alexas_Fotos)

Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah pria bersenjata dengan mengendarai kendaraan bermotor menyerang sebuah masjid di waktu Salat Subuh, menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka, serta sejumlah lainnya diculik.

Aksi penyerangan ini terjadi di sebuah masjid di Negara Bagian Niger, Nigeria utara, pada Senin 25 Oktober kemarin, menurut saksi mata. Para penyerang tiba di komunitas Maza-Kuka di wilayah pemerintah daerah Mashegu sekitar pukul 5 pagi, kata penduduk.

"Mereka datang dan langsung pergi ke masjid dan menembaki jemaah tanpa menyayangkan siapa pun," kata warga Abdulganiyu Hassan kepada Reuters, seperti dikutip 26 Oktober.

Hassan mengatakan, mereka menculik lebih dari 10 orang lainnya. Sementara, warga dan saksi lainnya yang bernama Bello Ayuba mengungkapkan, sedikitnya 20 orang terluka dalam peristiwa tersebut.

Seorang juru bicara polisi negara bagian Niger tidak segera menanggapi panggilan atau pesan yang meminta komentar.

Bandit atau geng bersenjata yang beroperasi untuk mendapatkan uang telah menculik atau membunuh ratusan korban di barat laut Nigeria tahun ini. Sementara, pejabat pemerintah negara bagian dan lokal Niger juga baru-baru ini mengatakan bahwa kelompok militan Islam Boko Haram telah mengambil alih banyak komunitas di negara bagian itu, menawarkan uang kepada penduduk desa dan memasukkan mereka ke dalam barisan mereka untuk melawan pemerintah.

Sebelumnya, Nigeria akan mempertahankan pemadaman telekomunikasi di sebagian besar kawasan barat laut negara itu, untuk membantu angkatan bersenjata menindak bandit yang bertanggung jawab atas gelombang penculikan dan serangan, sebut seorang jenderal tinggi negara itu.

Semua layanan telepon dan internet ditutup di seluruh Negara Bagian Zamfara pada awal September, dan pemadaman kemudian meluas ke sejumlah wilayah negara bagian Katsina, Sokoto dan Kaduna saat operasi militer melawan bandit semakin intensif.

Penutupan jaringan telekomunikasi telah mempersulit untuk mengetahui apa yang terjadi di daerah yang terkena dampak, dan telah mengganggu kehidupan sehari-hari dan bisnis bagi jutaan orang.

"Telekomunikasi di barat laut ditutup karena kebutuhan. Kami telah mencapai keberhasilan dalam periode ini," kata Lucky Irabor, kepala staf pertahanan Nigeria, mengutip Reuters 14 Oktober.

"Jadi penutupan akan tetap selama itu diperlukan. Penutupan lebih merupakan berkah dari apa pun," sambungnya.