Menteri Pertahanan AS Desak Turki Tidak Melakukan Operasi Baru di Suriah
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin. (Wikimedia Commons/U.S. Secretary of Defense)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mengungkapkan penentangannya terhadap operasi militer baru Turki di Suriah, prihatin dengan perkembangan situasi di wilayah tersebut, saat berbicara dengan Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar, sebut Pentagon.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Austin juga menyatakan belasungkawa atas serangan 13 November di Istanbul, kata Pentagon.

"Dia juga menyatakan keprihatinan atas meningkatnya tindakan di Suriah utara dan Turki, termasuk serangan udara baru-baru ini, beberapa di antaranya secara langsung mengancam keselamatan personel AS yang bekerja sama dengan mitra lokal di Suriah untuk mengalahkan ISIS," terang Pentagon dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 1 Desember.

"Menteri Austin menyerukan de-eskalasi, dan berbagi penentangan kuat Departemen terhadap operasi militer Turki yang baru di Suriah," lanjut pernyataan itu.

Turki diketahui telah memperbarui serangan udaranya di Suriah utara, menyusul pemboman mematikan di Istanbul, yang dituding dilakukan oleh militan Kurdi di timur laut Suriah, seperti mengutip The National News.

Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Turki akan melancarkan invasi darat sesegera mungkin dan memperingatkan, serangan udaranya terhadap Kurdi hanyalah permulaan.

Pada Hari Selasa, seorang pejabat AS mengatakan kepada The National bahwa invasi darat Turki tidak akan menyelesaikan masalah keamanan Ankara.

Serangan telah dilaporkan di ladang minyak utama dan kamp Al Hol, yang menampung ribuan keluarga terkait ISIS dan dijaga oleh pasukan Kurdi.

Sebelumnya, Turki telah melakukan beberapa operasi militer terhadap Kurdi Suriah, mengklaim SDF, yang menguasai sebagian besar timur laut Suriah, adalah cabang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan ancaman terhadap keamanan nasionalnya.

Operasi besar terakhirnya pada tahun 2019 membuat lebih dari 300.000 warga sipil mengungsi dan membuat Ankara menguasai sebidang tanah di timur laut.

Turki dan proksi Suriahnya juga mengendalikan Afrin, di Suriah barat laut, dan Ankara secara teratur menyerang posisi Kurdi di negara tetangga Irak.

Terpisah, Kepala SDF Mazloum Abdi mendesak tindakan lebih keras dari Washington, salah satu sekutu utamanya, setelah Ankara mengirim pasukan ke perbatasan selatannya.

Sementara, pejabat Kurdi menyebut operasi anti-ISIS telah ditangguhkan di tengah serangan Turki.