JAKARTA - Rusia akan memberi perhatian khusus pada pembangunan infrastruktur untuk kekuatan nuklirnya pada 2023, kata Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, Rabu.
Shoigu mengatakan dalam komentar di televisi, Rusia juga akan bekerja untuk meningkatkan kemampuan tempur pasukan misilnya, sementara fasilitas sedang dibangun untuk mengakomodasi sistem misil baru, dikutip dari Reuters 1 Desember.
Lebih jauh Menteri Shoigu mengatakan, rencana pengadaan pertahanan Rusia 2023 akan tumbuh sebesar 50 persen untuk memastikan bahwa pasukan Rusia 97 persen dipasok dengan persenjataan dan peralatan militer.
"Tahun depan, dengan mempertimbangkan dana anggaran tambahan, rencana pengadaan pertahanan praktis akan tumbuh sebesar 50 persen. Ini akan membantu memastikan bahwa unit dan formasi siaga konstan 97 persen disuplai dengan persenjataan dan perangkat keras," paparnya seperti melansir TASS.
Menteri Shoigu menekankan pentingnya menjaga produksi pada kapasitas penuh, memastikan pengiriman lebih awal ke pasukan. Ia juga menekankan perlunya melanjutkan modernisasi dan pengembangan senjata canggih dengan penggunaan selanjutnya dalam operasi militer khusus di Ukraina.
Diketahui, Rusia memiliki persediaan senjata nuklir terbesar di dunia, dengan hampir 6.000 hulu ledak.
Sebelumnya, Presiden Vladimir Putin telah menempatkan wilayah yang direbut oleh Rusia di Ukraina di bawah payung nuklir Moskow, memperingatkan dia siap untuk mempertahankan "keutuhan wilayah" Rusia dengan segala cara yang tersedia.
BACA JUGA:
Sedangkan Amerika Serikat mengatakan telah memperingatkan Rusia atas konsekuensi penggunaan senjata nuklir.
Rusia dan Amerika Serikat sendiri akan mengadakan pembicaraan di Kairo minggu ini tentang perjanjian START Baru, yang membatasi jumlah hulu ledak yang dapat dikerahkan masing-masing pihak.
Tetapi Moskow menarik diri menjelang pertemuan itu, menuduh Amerika Serikat melakukan perilaku beracun anti-Rusia dan mencoba memanipulasi perjanjian itu untuk keuntungannya.