Bagikan:

JAKARTA - Pakar menilai kekhawatiran Rusia akan pengiriman jet tempur F-16 besutan Amerika Serikat ke Ukraina dapat mengakomodasi senjata nuklir sebagai hal tidak tepat, mengatakan pesawat tersebut tidak dikirim untuk misi nuklir.

Direktur Proyek Informasi Nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika Hans Kristensen mengatakan, komentar merupakan hal yang salah, bahkan mungkin disinformasi.

"Itu informasi yang salah karena dia mengatakan hal-hal yang tidak nyata dan menggunakannya dengan cara, saya berasumsi, menciptakan kekhawatiran publik atau menyebarkan ketakutan tentang niat Barat," ujarnya seperti dilansir dari Business Insider 8 Juni.

Lebih lanjut, Kristensen mengatakan Lavrov menggunakan kemampuan nominal pesawat F-16 untuk mengatakan bahwa pesawat yang mungkin dikirim ke Ukraina juga dapat diubah menjadi nuklir. Tetapi, "bukan itu masalahnya."

"F-16 yang akan diterima Ukraina, jika dan ketika mendapatkannya, mereka bukan dari unit yang memiliki misi nuklir,” katanya.

"Tidak mungkin negara nuklir mana pun di Barat akan memberikan senjata nuklir, atau kemampuan senjata nuklir, ke Ukraina. Itu sama sekali tidak mungkin," tambahnya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada Hari Senin, jet tempur F-16 buatan AS dapat "mengakomodasi" senjata nuklir, memperingatkan memasok senjata jenis itu ke Kyiv akan meningkatkan konflik lebih lanjut.

"Kita harus ingat bahwa salah satu modifikasi F-16 dapat 'mengakomodasi' senjata nuklir," kata Lavrov dalam pidatonya di pangkalan militer di Dushanbe, Tajikistan, menurut transkrip di situs web kementerian, seperti melansir Reuters.

"Jika mereka tidak memahami hal ini, maka mereka tidak berguna sebagai ahli strategi dan perencana militer," lanjutnya.

Berselang sehari kemudian, juru bicara Gedung Putih John Kirby menolak untuk membahas kemampuan nuklir pesawat tempur F-16, tetapi mencatat Presiden AS Joe Biden telah konsisten tidak ingin melihat perang meningkat, termasuk ke ranah nuklir.

"Tujuan penyediaan pesawat tempur canggih ini adalah untuk membantu Ukraina mempertahankan diri, dalam mempertahankan wilayah udaranya dan periode integritas teritorialnya," terang Kirby.

"Jika Anda khawatir dengan kemampuan militer Ukraina, maka Anda harus membawa pasukan Anda meninggalkan Ukraina," lanjutnya sambil memperingatkan Lavrov.

Diketahui, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah lama meminta jet-jet F-16 tersebut, dengan mengatakan kemunculannya bersama para pilot Ukraina akan menjadi sinyal yang pasti bagi dunia, invasi Rusia akan berakhir dengan kekalahan.

Mengutip European Pravda, Presiden Zelensky mengatakan, beberapa negara yang menjadi bagian dari koalisi jet tempur yang baru dibentuk telah mengajukan proposal khusus kepada Ukraina untuk menyediakan F-16.

Koalisi jet tempur untuk Ukraina saat ini terdiri dari delapan negara Eropa, yakni Inggris, Belanda, Polandia, Denmark, Swedia, Belgia, Portugal dan Prancis.