Bantah Pernyataan Rusia Soal Serangan Balasan, Militer Ukraina: Itu Tidak Benar
Militer Ukraina. (Sumber: President.gov.ua)

Bagikan:

JAKARTA - Ukraina belum melancarkan serangan balasan yang direncanakan untuk merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia, dengan permulaannya akan terlihat jelas bagi semua orang ketika itu terjadi, kata seorang pejabat keamanan senior pada Hari Rabu.

Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov, menolak pernyataan pejabat Rusia yang mengatakan serangan balasan telah dimulai.

"Semua ini tidak benar. Ketika semua ini dimulai, itu akan diputuskan oleh militer kita," kata Danilov kepada Reuters dalam sebuah wawancara, seperti dilansir 8 Juni.

"Saat kami memulai serangan balasan, semua orang akan mengetahuinya, mereka akan melihatnya," lanjutnya.

Lebih lanjut Danilov mengatakan, para pejabat Rusia salah mengira kemajuan lokal Ukraina di beberapa daerah garis depan, untuk memulai operasi yang lebih besar.

Pasukan Rusia, yang memulai invasi skala penuh pada Februari 2022, memerangi pasukan Ukraina di sebagian besar garis depan.

Wakil Menteri Pertahanan Hanna Maliar mengatakan pada Hari Rabu, Ukraina telah maju dari 200 meter menjadi 1.100 meter (220-1.200 yard) di beberapa daerah di sekitar kota timur Bakhmut yang hancur dalam 24 jam sebelumnya.

Reuters tidak dapat memverifikasi situasi di medan perang secara independen.

Diketahui, Kyiv berharap serangan balasan yang telah lama ditunggu-tunggu akan menandai momen penting dalam perang, untuk mendapatkan kembali sebagian besar wilayah yang diduduki Rusia.

Danilov juga mengatakan, tidak ada keraguan Rusia menyebabkan penghancuran bendungan Kakhovka Sungai Dnipro di wilayah selatan Kherson pada Hari Selasa, karena daerah tersebut telah diduduki sejak awal invasi Rusia.

Kyiv telah mengatakan beberapa bulan lalu, bendungan itu telah ditambang oleh pasukan Rusia, dan memperkirakan Moskow meledakkan bendungan itu untuk mencoba menghentikan pasukan Ukraina yang melintasi Dnipro guna menyerang pasukan Rusia.

Sementara, Rusia menyalahkan Ukraina atas jebolnya bendungan itu.

"Mereka (Rusia) punya komponen militer. Itu yang pertama (satu), itu rencana nomor satu," katanya.

"Mereka percaya bahwa kita akan maju ke arah itu. Tindakan mereka tidak akan menghasilkan konsekuensi yang mereka inginkan," tandasnya.

Danilov menambahkan, Ukraina sekarang akan menghadapi tekanan untuk menyetujui pembicaraan damai. Dia menegaskan kembali posisi Ukraina, tidak akan ada pembicaraan sampai pasukan Rusia meninggalkan wilayah Ukraina.