Bendungan Kakhovka Jebol, Sekjen PBB: Serangan Terhadap Warga dan Infrastruktur Sipil Harus Dihentikan
Bendungan Kakhovka di Kherson, Ukraina. (Wikimedia Commons/Дзюбак Володимир)

Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan pertanggungjawaban setelah penghancuran bendungan Kakhovka di Ukraina pada Hari Selasa.

Runtuhnya bendungan di Ukraina selatan menyebabkan banjir di Nova Kakhovka, serta 80 kota dan desa lainnya di sepanjang Sungai Dnipro, yang menyebabkan evakuasi ribuan orang, sementara Moskow dan Kyiv saling menyalahkan.

"Tragedi ini adalah contoh lain dari harga yang mengerikan dari perang terhadap manusia," kata Guterres kepada wartawan di New York, melansir The National News 7 Juni.

"Pintu banjir penderitaan telah meluap selama lebih dari setahun, dan itu harus dihentikan," ujarnya.

Lebih jauh, dia memperingatkan tentang ancaman tambahan terhadap kompleks nuklir terbesar di Eropa, PLTN Zaporizhzhia.

"Serangan terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil kritis harus dihentikan," tegas Guterres.

"Dan kita harus bertindak untuk memastikan akuntabilitas dan penghormatan terhadap hukum humaniter internasional," tandasnya.

Sekjen PBB mengatakan, pihaknya tidak memiliki akses ke informasi independen tentang penghancuran bendungan Kakhovka, tetapi "satu hal yang jelas: ini adalah konsekuensi lain yang menghancurkan dari invasi Rusia ke Ukraina".

"Setidaknya 16.000 orang telah kehilangan rumah mereka, dengan pasokan air minum yang aman dan bersih berisiko bagi ribuan lainnya," terang Guterres.

Dikatakan olehnya, badan dunia sedang berkoordinasi dengan Pemerintah Ukraina untuk penyaluran bantuan.

Terpisah, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, menyalahkan Kyiv atas "sabotase yang disengaja" terhadap bendungan tersebut, mengatakan hal itu "pada dasarnya dapat diklasifikasikan sebagai kejahatan perang atau tindakan terorisme".

"Serangan terhadap objek yang mengandung kekuatan berbahaya secara tegas dilarang oleh hukum humaniter internasional," sebut Nebenzya.

Sementara, Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya menuduh Rusia melakukan "aksi teroris terhadap infrastruktur penting Ukraina", menambahkan bahwa "secara fisik tidak mungkin meledakkannya dari luar dengan penembakan".