Kremlin Tuding Ukraina Lakukan Sabotase Terkait Ledakan Bendungan Kakhovka, Sebabkan Krimea Kekurangan Air
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. (Wikimedia Commons/Пресс-служба Президента России)

Bagikan:

JAKARTA - Ukraina telah melakukan sabotase di bendungan sekaligus Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kakhovka, hal yang dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi penduduk dan lingkungan di wilayah tersebut, kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.

"Presiden menerima laporan melalui Kementerian Pertahanan dan dinas-dinas lain tentang apa yang terjadi di sekitar PLTA Kakhovka. Di sini kami sudah dapat mengatakan dengan tegas, bahwa ini adalah sabotase yang disengaja oleh pihak Ukraina," kata juru bicara Kremlin kepada wartawan, dilansir dari TASS 7 Juni.

Menurut Peskov, "sabotase ini berpotensi menimbulkan konsekuensi yang sangat serius bagi puluhan ribu penduduk di wilayah tersebut, konsekuensi lingkungan, dan konsekuensi lain yang belum diketahui."

Lebih lanjut, juru bicara Kremlin juga menyebutkan, salah satu tujuan dari tindakan sabotase ini adalah untuk membuat Krimea kekurangan air.

"Ketinggian air di waduk menurun, sehingga pasokan air ke kanal (Krimea Utara) berkurang drastis," jelas Peskov.

"Tampaknya, sabotase ini juga disebabkan oleh fakta bahwa, setelah meluncurkan operasi ofensif berskala besar dua hari yang lalu, angkatan bersenjata Ukraina tidak dapat mencapai tujuan mereka. Operasi mereka terhenti," lanjut juru bicara tersebut.

Kendati demikian, dia mengatakan adalah hak prerogatif Kementerian Pertahanan untuk mengomentari detail-detail lain seputar situasi ini.

"Saya tidak bisa mengatakan apa-apa lagi," pungkas Peskov.

Sementara itu, Vladimir Saldo, Penjabat Gubernur Wilayah Kherson, sebelumnya melaporkan pada malam hari, militer Ukraina melancarkan serangan ke HPP Kakhovka, yang mungkin berasal dari MLRS Olkha.

Tembakan tersebut menghancurkan katup hidrolik yang memicu keluarnya air yang tidak terkendali.

Akibatnya, sejumlah wilayah terendam. Di Novaya Kakhovka, ketinggian air telah melebihi 10 meter. Saat ini ada 14 permukiman di daerah yang terendam banjir, dan total sekitar 80 desa mungkin akan terendam banjir.

Penduduk di permukiman terdekat sedang dievakuasi, meskipun pihak berwenang mengatakan tidak ada evakuasi skala besar yang diperlukan.

Tak hanya itu, runtuhnya bendungan pembangkit listrik tenaga air tersebut telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius. Ladang pertanian di sepanjang Sungai Dnieper telah hanyut, dan ada risiko bahwa Terusan Krimea Utara akan menjadi dangkal.