Presiden Zelensky Sebut Penghancuran Bendungan Kakhovka Tidak akan Menghentikan Ukraina Membebaskan Wilayahnya
Bendungan Kakhovka di Kherson. (Wikimedia Commons/Липунов Дмитрий)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Volodymyr Zelensky menggambarkan jebolnya Bendungan Kakhovka di Ukraina selatan pada Hari Selasa, sebagai 'bom lingkungan pemusnah massal', mengatakan hanya dengan memerdekakan seluruh negara yang dapat menjamin tidak akan ada lagi aksi-aksi "terorisme".

"Penghancuran yang disengaja oleh penjajah Rusia dan struktur-struktur lain dari pembangkit listrik tenaga air merupakan bom pemusnah massal yang merusak lingkungan," ujar Presiden Zelensky dalam pidato videonya pada malam hari, melansir Reuters 7 Juni.

Lebih lanjut, Presiden Zelensky mengatakan penghancuran bendungan tidak akan "menghentikan Ukraina dan rakyat Ukraina. Kami masih akan membebaskan semua wilayah kami."

"Hanya pembebasan penuh tanah Ukraina dari penjajah Rusia yang akan menjamin tidak akan ada lagi serangan teroris semacam itu."

Dalam kesempatan yang sama Presiden Zelensky juga mengatakan, jaksa penuntut Ukraina telah mendekati jaksa penuntut di Mahkamah Pidana Internasional di Den Haag "untuk melibatkan keadilan internasional dalam penyelidikan penghancuran bendungan".

Diberitakan sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh pasukan Rusia pada Hari Selasa meledakkan Pembangkit Listrik Tenaga Air Kakhovka setelah menambang fasilitas tersebut, mengatakan Moskow harus dimintai pertanggungjawaban atas "serangan teroris".

"Malam ini pukul 02:50, teroris Rusia melakukan peledakan internal terhadap struktur HPP Kakhovskaya (pembangkit listrik tenaga air)," kata Presiden Zelensky setelah pertemuan darurat pejabat senior.

Dia mengatakan "serangkaian tindakan internasional dan keamanan telah disepakati (pada pertemuan itu) untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas serangan teroris ini."

Terpisah, seorang juru bicara militer Ukraina mengatakan, tujuan Rusia adalah untuk mencegah pasukan Ukraina menyeberangi sungai Dnipro untuk menyerang pasukan pendudukan Rusia.

Sementara, pejabat yang ditempatkan di Rusia memberikan laporan yang bertentangan. Beberapa menyalahkan penembakan Ukraina, yang lain mengatakan bendungan di Dnipro telah pecah dengan sendirinya.