JAKARTA - Iran akan membuka kembali misi diplomatiknya di Arab Saudi minggu ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pada Hari Senin, beberapa bulan setelah Teheran dan Riyadh sepakat untuk mengakhiri permusuhan bertahun-tahun di bawah kesepakatan yang ditengahi oleh China.
Pada Bulan Maret, Iran dan Arab Saudi sepakat untuk membangun kembali hubungan antara rival regional yang permusuhannya telah mengancam stabilitas dan keamanan di Timur Tengah, membantu menyulut konflik regional dari Yaman ke Suriah.
"Untuk mengimplementasikan kesepakatan ini..., Kedutaan Besar Iran di Riyadh, Konsulat Jenderal kami di Jeddah dan kantor kami di Organisasi Kerjasama Islam akan secara resmi dibuka kembali pada Hari Selasa dan Rabu," ujar juru bicara Nasser Kanaani, dilansir dari Reuters 6 Juni.
Ia mengatakan, kedutaan dan konsulat tersebut telah mulai beroperasi untuk memfasilitasi para jemaah haji dan sekarang mereka akan "secara resmi dibuka kembali dengan dihadiri oleh para pejabat kementerian luar negeri kedua negara," seperti mengutip Al Jazeera.
Bulan lalu, Teheran menunjuk Alireza Enayati sebagai duta besarnya untuk Arab Saudi. Di sisi sebaliknya, masih belum ada konfirmasi resmi mengenai kapan Kedutaan Arab Saudi di Teheran atau konsulat kerajaan di Mashhad akan dibuka kembali secara resmi, serta siapa diplomat yang ditunjuk.
Jauh sebelumnya, Arab Saudi telah memutuskan hubungan pada tahun 2016, setelah kedutaan besarnya di Teheran diserbu dalam sebuah perselisihan mengenai eksekusi mati seorang ulama Syi'ah yang diperintah oleh Riyadh.
Hubungan tersebut mulai memburuk setahun sebelumnya, setelah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab melakukan intervensi dalam perang Yaman, di mana gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran telah menggulingkan pemerintah yang didukung Arab Saudi dan mengambil alih ibu kota Sanaa.
Riyadh juga menuduh Teheran mempersenjatai Houthi, yang kemudian menyerang kota-kota Saudi dengan pesawat tak berawak bersenjata dan rudal balistik.
BACA JUGA:
Pada tahun 2019, kerajaan menyalahkan serangan terhadap fasilitas minyak Aramco, yang untuk sementara waktu melumpuhkan setengah dari produksi minyaknya, secara langsung pada Iran. Teheran membantah tuduhan tersebut.
Diketahui, sejak kesepakatan kedua negara pada Bulan Maret, negara-negara di kawasan ini juga telah mengikuti langkah Arab Saudi untuk menormalkan hubungan dengan Suriah dan presidennya, Bashar al-Assad, yang telah dikucilkan setelah tindakan kerasnya terhadap aksi protes tahun 2011, yang mengakibatkan perang saudara selama satu dekade.