Bertemu di Jeddah, Ini yang Dibahas Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman dan Menlu AS Antony Blinken
Menlu AS Antony Blinken saat bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman. (Twitter/@SecBlinken)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membahas masalah penanganan terorisme hingga kerja sama ekonomi dan ilmiah saat bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS) di Jeddah pada Hari Rabu.

Diplomat tinggi AS itu tiba di Arab Saudi pada Selasa malam di tengah hubungan yang tegang, karena perselisihan yang semakin dalam tentang kebijakan Iran hingga masalah keamanan regional, harga minyak dan hak asasi manusia.

Kunjungan Blinken terjadi beberapa hari setelah Arab Saudi berjanji untuk memperdalam pengurangan produksi minyak di atas kesepakatan OPEC+ yang lebih luas untuk membatasi pasokan, karena berusaha untuk meningkatkan harga minyak yang lesu meskipun ditentang oleh Pemerintahan AS.

Menlu Blinken dan Putra Mahkota MbS bertemu selama satu jam 40 menit, kata seorang pejabat AS, membahas beragam topik termasuk Israel, konflik di Yaman, kerusuhan di Sudan serta hak asasi manusia.

"Ada tingkat konvergensi yang baik pada inisiatif potensial di mana kami memiliki minat yang sama, sementara juga mengakui di mana kami memiliki perbedaan," kata pejabat AS itu, melansir Reuters 8 Juni.

Sebagian besar diskusi diperkirakan didominasi kemungkinan normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel, meskipun para pejabat telah mengecilkan kemungkinan kemajuan langsung atau besar dalam masalah ini.

"Mereka membahas potensi normalisasi hubungan dengan Israel dan setuju untuk melanjutkan dialog mengenai masalah tersebut," ujar pejabat AS itu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Dalam pidatonya di Washington pada Hari Senin sebelum berangkat ke Jeddah, Blinken memperingatkan masalah tersebut tidak langsung bisa memiliki kemajuan.

"Kami tidak memiliki ilusi bahwa ini dapat dilakukan dengan cepat atau mudah," ungkapnya.

Sebelumnya, Arab Saudi memberikan restu kepada tetangga Teluk Uni Emirat Arab dan Bahrain yang menjalin hubungan dengan Israel pada tahun 2020, saat AS di bawah Pemerintahan Donald Trump.

Arab Saudi tidak segera mengikuti hal itu, menginginkan tujuan kenegaraan Palestina selesai terlebih dahulu. April lalu, Arab Saudi memulihkan hubungan dengan Iran.

Diketahui, dua hari setelah kunjungan Blinken, Riyadh akan menjadi tuan rumah konferensi investasi besar Arab-China.

Jonathan Fulton, peneliti senior non-residen di Dewan Atlantik, mengatakan China akan membantu Saudi di sektor-sektor di mana Amerika Serikat tidak akan melakukannya, tetapi hubungan antara Riyadh dan Beijing tidak memiliki kedalaman yang sama seperti dengan Washington.

"Pada titik ini saya masih menganggap hubungan AS-Saudi sebagai strategis dan hubungan China-Saudi sebagai transaksional," kata Fulton.