JAKARTA - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan, semakin Merusak senjata yang dipasok oleh Barat ke Ukraina, makin tinggi pula risiko terjadinya kiamat nuklir.
Rusia, yang memiliki lebih banyak senjata nuklir daripada negara lain, telah berulang kali mengatakan, Barat terlibat dalam perang proksi dengan Rusia atas Ukraina yang dapat meningkat menjadi konflik yang jauh lebih besar.
Amerika Serikat menjadi negara Barat dengan jumlah bantuan terbesar sejauh ini, sekitar 37 miliar dolar AS kepada Ukraina, sejak Presiden Vladimir Putin mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari tahun lalu.
Di hadapan para pemimpin negara G7 dalam KTT di Hiroshima Jumat pekan lalu, Presiden Joe Biden mengatakan, ia mendukung upaya bersama dengan para sekutu untuk melatih pilot-pilot Ukraina menggunakan jet-jet tempur F-16, menurut seorang pejabat senior Administrasi AS, meskipun belum ada komitmen untuk memasok jet-jet itu sendiri.
"Semakin banyak senjata yang dipasok, semakin berbahaya dunia ini," kata Medvedev yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan, kepada kantor berita pemerintah Rusia dalam sebuah perjalanan ke Vietnam dan Laos, dilansir dari Reuters 24 Mei.
"Dan, semakin destruktif senjata-senjata ini, semakin besar kemungkinan skenario yang biasa disebut kiamat nuklir," tukas Medvedev.
Diketahui, Barat mengatakan ingin membantu Ukraina mengalahkan Rusia, namun berulang kali menegaskan mereka tidak ingin memicu konfrontasi langsung antara aliansi militer NATO yang didukung AS dengan Rusia.
Namun, Medvedev mengatakan NATO tampaknya tidak menanggapi kemungkinan konflik nuklir dengan serius.
"Mereka salah. Dan pada titik tertentu, peristiwa dapat bergerak dalam skenario yang sama sekali tidak terduga. Dan tanggung jawab akan sepenuhnya berada di tangan Aliansi Atlantik Utara," kata Medvedev, seperti dikutip RIA.
Terpisah, militer Rusia mengatakan pada Hari Selasa telah mengusir militan yang telah menembus wilayah Belgorod dari Ukraina, menewaskan lebih dari 70 "nasionalis Ukraina".
BACA JUGA:
Terkait itu, Medvedev mengatakan para penyerang adalah "bajingan" yang harus dibasmi "seperti tikus".
"Tanggung jawab ... dipikul oleh rezim Kyiv, dan pada akhirnya oleh para sponsornya di luar negeri - yaitu Washington dan negara-negara Uni Eropa - bersama dengan negara-negara yang berafiliasi dengan mereka seperti Inggris dan yang lainnya," sebut Medvedev menurut TASS.
"Ini adalah tanggung jawab mereka, langsung dan segera," tegasnya.