Usai Tank, Ukraina Kini Ingin Jet Tempur dan Rudal Jarak Jauh Barat
Ilustrasi jet tempur Ukraina. (Wikimedia Commons/Ministry of Defense of Ukraine)

Bagikan:

JAKARTA - Ukraina kembali mengharapkan bantuan senjata dari Barat, usai mengamankan pasokan tank tempur, dengan jet tempur dan rudal jarak jauh dikatakan menjadi senjata yang diinginkan.

Ukraina sekarang akan mendorong jet tempur generasi keempat Barat seperti F-16 AS setelah mengamankan pasokan tank tempur utama, kata seorang penasihat Menteri Pertahanan Ukraina.

Jerman dan Amerika Serikat diketahui telah mengumumkan akan mengirimkan tank tempur utama (MBT) andalan masing-masing, yakni Leopard 2 sebanyak 14 unit dan M1 Abrams 31 unit untuk Ukraina.

"Rintangan besar berikutnya sekarang adalah jet tempur," Yuriy Sak, penasihat Menteri Pertahanan Oleksiy Reznikov, mengatakan kepada Reuters melalui telepon, seperti dilansir 26 Januari.

Angkatan Udara Ukraina memiliki armada jet tempur era Soviet yang sudah tua. yang keluar dari jalur perakitan bahkan sebelum Kyiv mendeklarasikan kemerdekaan lebih dari 31 tahun yang lalu.

Pesawat tempur tersebut digunakan untuk misi pencegatan dan untuk menyerang posisi Rusia.

"Jika kita mendapatkan mereka (jet tempur Barat), keuntungan di medan perang akan sangat besar. Bukan hanya F-16 (jet tempur multirole AS), pesawat generasi keempat, inilah yang kita inginkan," sambungnya.

Dukungan militer Barat sangat penting bagi Kyiv dan berkembang pesat selama perang. Sebelum invasi, gagasan untuk memasok bantuan mematikan ke Ukraina sangat kontroversial. Tetapi, pasokan Barat sejak itu telah menghancurkan tabu demi tabu.

"Mereka tidak ingin memberi kami artileri berat, lalu mereka melakukannya. Mereka tidak ingin memberi kami sistem HIMARS, lalu mereka melakukannya. Mereka tidak ingin memberi kami tank, sekarang mereka memberi kami tank. dari senjata nuklir, tidak ada yang tersisa yang tidak akan kita dapatkan," urai Sak.

Ukraina, yang diinvasi oleh Rusia Februari lalu, juga mengatakan ingin menerima rudal jarak jauh dari Barat.

Penasihat kepresidenan Mikhailo Podolyak mengatakan kepada Daily Telegraph: "Saat ini kami melihat perubahan tajam dalam sentimen di antara elite politik negara-negara Eropa... kami akan mencapai, saya yakin, tidak diragukan lagi, kesepakatan tentang rudal jarak jauh."

Klaim Podolyak datang beberapa jam setelah Presiden Volodymyr Zelensky secara terbuka mendesak sekutu NATO untuk mengirim rudal dan jet jarak jauh ke negaranya yang dilanda perang untuk membantu mengusir pasukan Rusia.

"Saya telah berbicara dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg hari ini... Kita juga harus membuka pengiriman rudal jarak jauh ke Ukraina, penting - kita harus memperluas kerja sama kita dalam artileri. Ini adalah mimpi. Dan ini adalah tugas," ujar Presiden Zelensky dalam pidato malam hari, seperti mengutip Daily Mail.

Terpisah, Justin Bronk, seorang peneliti di think tank RUSI di London, mengatakan Angkatan Udara Ukraina akan mendapat manfaat besar dari pesawat tempur Barat dalam hal serangan udara ke udara dan berpotensi mematikan dari udara ke darat.

Namun dia mengatakan di Twitter, mereka masih akan menghadapi risiko tinggi dari rudal permukaan ke udara Rusia, memaksa mereka untuk terbang sangat rendah di dekat garis depan, sesuatu yang "secara dramatis akan mengurangi jangkauan efektif rudal dan membatasi opsi serangan".