Polisi Spanyol Tangkap Pria yang Diduga Pelaku Teror Bom Paket, Terkait dengan Rusia?
Ilustrasi polisi Spanyol. (Wikimedia Commons/Diario de Madrid)

Bagikan:

JAKARTA - Polisi Spanyol menangkap seorang pria berusia 74 tahun yang diduga mengirim bom paket pada Bulan November dan Desember ke sejumlah sasaran, termasuk Kedutaan Besar Ukraina dan AS serta kantor perdana menteri, kata Kementerian Dalam Negeri Hari Rabu.

Tersangka merupakan pensiunan warga negara Spanyol dengan inisial P.G.P. yang paham teknologi dan sangat aktif di jejaring sosial, kata kementerian itu.

Lebih jauh dikatakan, polisi langsung menggeledah rumahnya, sementara pria tersebut ditahan di kota utara Miranda de Ebro.

Perwira bersenjata menjauhkan orang-orang dari gedung blok batu bata bertingkat rendah yang menampung apartemen lantai tiga pria itu di lingkungan kerah biru.

Sebuah video yang disediakan oleh Kementerian Dalam Negeri menunjukkan, petugas dan anjing pelacak menggeledah mobil Peugeot perak yang diparkir di luar saat spesialis forensik mengambil foto. Polisi juga tampaknya mendapatkan akses ke garasi yang terkunci.

Saksi mata mengatakan tersangka tetap berada di dalam rumah saat penggeledahan dilakukan.

"Meskipun diduga tersangka membuat dan mengirim alat peledak itu sendiri, polisi tidak mengesampingkan partisipasi atau pengaruh orang lain dalam peristiwa itu," jelas kementerian dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 26 Januari.

Menteri Dalam Negeri Fernando Grande-Marlaska menolak mengomentari laporan bahwa kelompok Rusia mungkin berada di balik serangan itu.

"Kami sedang mengerjakan semua kemungkinan," kata Grande-Marlaska kepada wartawan dari Vitoria.

"Penyelidikannya sangat maju dan kami benar-benar bisa sangat puas," tandasnya.

Sementara, The New York Times melaporkan pada Hari Minggu, para penyelidik telah berfokus pada Gerakan Kekaisaran Rusia, sebuah kelompok yang memiliki hubungan dengan organisasi sayap kanan Spanyol yang diyakini terkait dengan intelijen Rusia.

Pejabat Spanyol menolak mengomentari laporan tersebut, sementara sumber yudisial senior membantah mengetahui tentang jalur penyelidikan semacam itu.

Terpisah, seorang juru bicara kota mengatakan, pria itu pernah bekerja di balai kota ibukota Basque Vitoria-Gasteiz sebelum pensiun pada 2013. Miranda de Ebro berjarak 35 km (22 mil) tenggara Vitoria.

Diketahui, sebanyak enam paket dengan bahan peledak dikirim antara 24 November dan 2 Desember. Selain dua kedutaan dan kantor Perdana Menteri Pedro Sanchez, paket itu ditujukan ke Kementerian Pertahanan, sebuah pangkalan angkatan udara dan produsen senjata.

Sebagian besar paket dijinakkan, meskipun seorang karyawan di kedutaan Ukraina terluka ringan saat tengah memeriksanya.

Penyelidik telah menyimpulkan bahwa keenam paket itu dikirim dari Kota Burgos, kata kementerian itu.

Sebuah sumber yang dekat dengan penyelidikan mengatakan kepada Reuters pada awal Desember, semua paket dikirim dari Valladolid, dua jam perjalanan dari Miranda del Ebro.

Sumber pengadilan mengatakan, tersangka dijadwalkan akan dihadapkan ke Pengadilan Tinggi pada Hari Jumat.