Buat Komentar Rasis Terhadap Tamu, Ajudan Kerajaan Inggris Mengundurkan Diri
Istana Buckingham, London, Inggris. (Wikimedia Commons/Jimmy harris)

Bagikan:

JAKARTA - Hadir di Istana Buckingham sebagai tamu undangan acara yang digelar Kerajaan Inggris dan dihadiri Permaisuri Camilla, pemimpin badan amal Ngozi Fulani mendapat perlakukan kurang mengenakan, berujung pada pengunduran diri anggota senior keluarga kerajaan.

Anggota senior keluarga kerajaan Lady Susan Hussey meminta maaf dan mengundurkan diri, setelah dia berulang kali bertanya kepada Ngozi Fulani dari mana dia berasal, saat menghadiri acara amal di istana pada Hari Selasa.

Susan Hussey diketahui telah lama bekerja di istana, mengabdikan diri untuk melayani sebagai anggota Rumah Tangga Kerajaan dan ajudan kepercayaan.

Lady Hussey juga orang kepercayaan dekat mendiang Ratu Elizabeth II, menemaninya di pemakaman Duke of Edinburgh tahun lalu.

Ngozi Fulani, mengatakan dia "benar-benar terpana oleh komentar ibu baptis Pangeran William tersebut.

Ngozi Fulani mengklaim Susan Hussey menggerakkan rambutnya untuk memperlihatkan lencana namanya dan terus-menerus menanyainya dari mana dia berasal, meskipun telah diberi tahu bahwa dia adalah warga negara Inggris, seperti dikutip dari The Guardian 1 Desember.

"Dari mana asalmu?" tanya Hussey kepada Fulani, yang langsung dijawab, "Sistah Space," merujuk badan amalnya.

"Tidak, dari mana asalmu? tanya Hussey lagi, dan dijawab Fulani, "Kami berbasis di Hackney."

"Tidak, Anda berasal dari Afrika bagian mana?" kejar Laddy Hussey.

Pertanyaan dari Laddy Hussey terus berlanjut, kendati sudah dijelaskan oleh Fulani jika dirinya lahir di Inggris dan merupakan orang Inggris, mengungkapkan jika orangtuanya tiba di negara itu pada tahun 1950-an.

Hingga akhirnya Fulani menegaskan dirinya keturunan Afrika, keturunan Karibia dan berkebangsaan Inggris.

Seorang juru bicara Pangeran William mengatakan "rasisme tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita".

"Komentar itu tidak dapat diterima, dan benar bahwa individu tersebut telah menyingkir dengan segera," kata juru bicara itu, dilansir dari BBC.

Istana menggambarkan pernyataan itu sebagai "tidak dapat diterima dan sangat disesalkan". Dalam pernyataannya, Istana Buckingham mengatakan: "Kami menangani insiden ini dengan sangat serius dan telah segera menyelidiki untuk menetapkan rincian lengkapnya.

"Dalam hal ini, komentar yang tidak dapat diterima dan sangat disesalkan telah dibuat. Kami telah menghubungi Ngozi Fulani mengenai masalah ini, dan mengundangnya untuk mendiskusikan semua elemen pengalamannya secara langsung jika dia mau," sebut kerajaan.

"Sementara itu, individu yang bersangkutan ingin menyampaikan permintaan maafnya yang mendalam atas luka yang ditimbulkan dan telah menyingkir dari peran kehormatannya dengan segera."

"Semua anggota rumah tangga diingatkan tentang kebijakan keragaman dan inklusivitas yang harus mereka junjung tinggi setiap saat," sambung pernyataan itu.

Ngozi Fulani sendiri hadir di resepsi di Istana Buckingham mewakili badan amal Sistah Space yang berbasis di London, yang mendukung wanita keturunan Afrika dan Karibia di seluruh Inggris yang menghadapi pelecehan domestik dan seksual.

Bersama dengan 300 tamu, dia diundang ke acara tersebut, di mana Permaisuri, Camilla, telah memperingatkan tentang "pandemi global kekerasan terhadap perempuan".

Selain dirinya, para tamu acara itu termasuk ibu negara Ukraina Olena Zelenska, Ratu Mathilde dari Belgia dan Ratu Rania dari Yordania, seperti mengutip Reuters.

Insiden itu adalah yang terbaru melibatkan keluarga kerajaan dalam tuduhan rasisme, setelah putra bungsu Charles Pangeran Harry dan istrinya Meghan membuat tuduhan dalam sebuah wawancara dengan Oprah Winfrey pada Maret 2021.

Meghan, dalam wawancara, mengatakan salah satu anggota keluarga yang tidak disebutkan namanya telah bertanya, sebelum putra mereka Archie lahir, seberapa gelap kulitnya.

Tuduhan itu jelas menyengat monarki, yang menjanjikan masalah seperti itu akan ditangani dengan sangat serius, dan mendorong William, kakak laki-laki Harry untuk berkomentar beberapa hari kemudian: "Kami bukan keluarga rasis."