Disanksi Amerika Serikat, Presiden Erdogan Bilang Turki Tetap Beli Rudal S-400 Rusia
Joe Biden dan Recep Tayyip Erdogan dalam pertemuan tahun 2014. (Wikimedia Commons/Office of U.S. Vice President)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengaku tidak akan mengubah pendiriannya terkait pembelian rudal S-400 buatan Rusia, kendati Amerika Serikat memberikan sanksi.

Melansir Reuters dari media Pemerintah Turki, Presiden Erdogan mengatakan hal tersebut saat bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden Senin lalu, di mana keduanya bertemu, membahas masalah Suriah hingga pembelian rudal S-400. 

Pembelian rudal S-400 buatan Rusia, membuat hubungan Ankara dengan Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menegang, menggarisbawahi ketidakcocokan dengan sistem pertahanan aliansi, mengancam jet tempur F-35 AS, sehingga Turki pun dikeluarkan dari program jet tempur tersebut.

"Saya memberi tahu (Preside Biden), mereka seharusnya tidak mengharapkan Turki untuk mengambil langkah berbeda pada masalah F-35 dan S-400, karena kami melakukan apa yang harus kami lakukan untuk F-35 dan memberikan uang yang diperlukan,” kata Erdogan kepada wartawan pada penerbangan pulang dari Azerbaijan.

"Kami harus memantau perkembangannya dengan cermat. Kami akan menindaklanjuti semua hak kami. Pada periode berikutnya, para menteri luar negeri, menteri pertahanan dan ketua industri pertahanan kami akan memajukan proses ini dengan bertemu rekan-rekan mereka (AS)," papar Presiden Erdogan.

rudal s-400
Sistem pertahanan rudal S-400 Triumf buatan Rusia. (Wikimedia Commons)

Ankara dan Washington telah berusaha untuk mengesampingkan perbedaan mereka dan fokus pada bidang kerja sama, seperti Afghanistan dan Suriah, meskipun Turki marah terkait dukungan AS untuk milisi YPG Kurdi di Suriah, yang dianggapnya sebagai kelompok teroris.

Erdogan mengatakan dia menyampaikan pandangan Turki tentang masalah ini pada pertemuannya dengan Biden, kantor berita Anadolu melaporkan.

Sebelumnya, Turki juga menawarkan untuk menjaga dan mengoperasikan bandara Kabul setelah pasukan AS dan NATO mundur. Kepala NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada Hari Senin, Turki akan memainkan peran kunci.

Sementara, terkait dengan permintaan Taliban agar Turki juga menarik pasukannya dari Afghanistan sekaligus menolak proposal Bandara Kabul, serta menolak partisipasi dalam konferensi perdamaian di Afghanistan yang dihelat Turki. Presiden Erdogan menyebut akan melanjutkan pembicaraan dengan Taliban dan tetap melanjutkan proposal bandara.