Bagikan:

JAKARTA - Turki akan mengambil 'langkah positif' dengan Prancis dan Italia terkait sistem pertahanan rudal SAMP-T yang dikembangkan konsorsium EUROSAM Prancis-Italia, ujar Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Pembahasan mengenai SAMP-T telah dilakukan Turki selama beberapa tahun terakhir, sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat sistem pertahananya, termasuk dengan upaya pembelian Rudal Patriot dari Amerika Serikat dan S-400 Triumf dari Rusia.

Berbeda dengan Patriot, Turki sukses menjalin kesepakatan dengan Rusia terkait pengadaan S-400, kendati keputusan untuk hal ini membuat Turki dikeluarkan dari program jet tempur F-35, seiring dengan sanksi AS.

Presiden Erdogan berbicara kepada wartawan setelah KTT G-20 di Roma, Italia, di mana ia bertemu dengan Perdana Menteri Italia Mario Draghi dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, mengutip Daily Sabah 1 November.

Turki awalnya beralih ke sistem rudal Rusia setelah gagal mencapai persyaratan selama negosiasi yang berlarut-larut dengan AS mengenai akuisisi sistem rudal permukaan-ke-udara Patriot Raytheon.

Terkait dengan SAMP-T, Turki menandatangani deklarasi niat dengan Italia dan Prancis untuk memperkuat kerja sama dalam produksi bersama sistem pertahanan udara dan rudal pada tahun 2017.

Kemudian, pada Januari 2018, selama kunjungan Presiden Erdogan ke Prancis, kontrak dengan EUROSAM ditandatangani untuk Proyek Pertahanan Rudal dan Udara Jarak Jauh dengan mitra Turki Aselsan dan Roketsan, dengan durasi 18 bulan. Namun, proses itu dihentikan karena sikap politik Prancis, menurut pernyataan sebelumnya oleh pejabat pertahanan Turki.