Turki Miliki Industri Pertahanan Mandiri, Presiden Erdogan: Geng-geng Global Berusaha Membuat Kami Bergantung
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Wikimedia Commons/Chatham House)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut negaranya mampu memiliki industri pertahanan yang mandiri dari 'geng-geng global', dalam sebuah pertemuan.

"Kami telah mengangkat industri pertahanan kami ke liga raksasa, meskipun geng-geng global telah berusaha membuat kami bergantung pada mereka," ujar Presiden Erdogan pada pertemuan Konfederasi Serikat Buruh Pegawai Negeri (Memur-Sen) di Istanbul, mengutip Yenisafak 15 November.

Lebih jauh Presiden Erdogan menerangkan, Turki memiliki drone, drone bersenjata, hingga kendaraan tempur udara tak berawak Akinci.

Selain itu Presiden Erdogan menekankan, upaya yang mereka lakukan untuk meningkatkan standar demokrasi Turki berusaha disabotase melalui provokasi, tuntutan kudeta dan pembunuhan politik, tetapi Turki tidak pernah tunduk pada salah satu dari mereka.

"Kami tidak pernah menyerah pada tekanan internal atau eksternal. Kami telah memperkuat demokrasi kami meskipun ada ancaman kudeta dan pengawasan. Kami telah menumbuhkan ekonomi kami meskipun segelintir elit telah membuat kebiasaan menjadi kaya tanpa bekerja," tegasnya.

turki
Kendaraan anti-ranjau buatan Turki Kirpi. (Wikimedia Commons/CeeGee)

Terpisah, mengutip Daily Sabah dari Anadolu Agency, industri pertahanan Turki telah memprakarsai proyek-proyek penting dalam beberapa tahun terakhir di bawah kepemimpinan Presidensi Industri Pertahanan (SSB), yang mencakup landasan besar dalam misinya untuk mengurangi ketergantungan negara pada pihak lain dan menjadi pesaing utama di antara eksportir senjata terbesar di dunia.

Kepala SSB Ismail Demir, berbicara pada peringatan 36 tahun berdirinya SSB, mengatakan kepada Anadolu Agency (AA) beberapa waktu lalu, lembaga tersebut menjadi badan negara resmi selama era Republik, setelah negara menghadapi banyak kendala internal dan eksternal.

Demir menyatakan, industri pertahanan Turki terus bekerja di sektor darat, udara, laut, ruang angkasa dan dunia maya untuk keamanan negara, menekankan bahwa kekayaan pengetahuan dan pengalaman industri dalam teknologi mutakhir membantu memberikan kontribusi penting untuk studi di wilayah sipil termasuk kesehatan, energi dan transportasi.

Memperhatikan industri pertahanan telah mencapai tingkat tertentu dalam hal desain, pengembangan, dan produksi platform dan sistem senjata setelah mengalami terobosan dalam beberapa tahun terakhir, Demir mengatakan: "Kami adalah salah satu negara terkemuka di dunia di beberapa bidang, mengembangkan produk kompetitif di negara lain."

"Namun, kami selalu mengatakan, tujuan kami adalah kemandirian penuh dalam industri pertahanan. Dengan kata lain, kita perlu memiliki teknologi apa pun yang penting dan strategis," sebut pejabat pertahanan itu.

turki
Drone buatan Turki Bayraktar TB2. (Wikimedia Commons/Zinnsoldat)

Demir menekankan, hingga lima tahun lalu Turki tidak memiliki sistem pertahanan udara untuk dibicarakan. Namun hari ini, Turki memiliki sistem Korkut, Sungur, Hisar A+ dan Hisar O+.

"Kami memproduksi MILGEM (Kapal Nasional), kapal amfibi, kapal penelitian seismik, kapal dan perahu dari berbagai tingkatan dengan sumber daya domestik dan nasional," paparnya, mencatat helikopter Atak-2 yang baru-baru ini bergabung dengan inventaris pasukan keamanan Turki.

"Kami telah memajukan era baru dalam teknologi rudal lewat TRLG yang memiliki presisi dengan jangkauan 150 kilometer (93 mil), rudal jelajah angkatan laut Atmaca dengan jangkauan 200 kilometer dan rudal darat-ke-darat Bora dengan jangkauan 280 kilometer kami," bebernya.

Selain amunisi pintar MAM-C dan MAM-L, Demir mengatakan negaranya telah membuat kendaraan udara tak berawak (UCAV) domestiknya lebih efektif dengan penambahan amunisi baru seperti Teber, MAM-T, KGK, HGK dan LGK. 

"Kami telah membuat kemajuan signifikan tidak hanya dalam sistem drone tetapi juga dalam teknologi anti-drone. Kami memberikan solusi praktis kepada tentara kami di lapangan dengan sistem amunisi portabel, peralatan granat ergonomis, detektor ranjau yang dapat dilipat, dan sistem pencampur-pencampur yang efektif terhadap perangkat peledak improvisasi (IED).”

Untuk diketahui, Turki melaksanakan 62 proyek pertahanan pada tahun 2002, menyoroti perusahaan pertahanan Turki saat ini sedang mengerjakan sekitar 750 proyek.

Memperhatikan Turki memulai sekitar setengah dari proyek ini dalam lima tahun terakhir, Demir mengatakan mereka meningkatkan volume proyek dari 5,5 miliar dolar AS menjadi lebih dari 60 miliar dolar AS.