Bagikan:

JAKARTA - Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Turki bergerak maju lebih memperkuat industri pertahanannya, selain juga melewati masa-masa sulit, merujuk krisis global.

Selama kunjungan ke Provinsi Muğla barat daya Presiden Erdogan mengenang, ketergantungan industri pertahanan Turki pada luar negeri turun dari 80 persen menjadi 20 persen.

"Masalah kebangsaan berada di atas politik dan harus tetap demikian. Jika kita telah mencapai keuntungan di Mediterania, Laut Aegea, dan Laut Hitam, kita harus melindunginya bersama, tanpa kecuali," ujar Presiden Erdogan, melansir Daily Sabah 15 Januari.

Presiden Erdogan secara khusus menekankan uji coba rudal domestik yang sedang berlangsung, yang katanya "menakut-nakuti" Yunani.

"Pengujian sedang dilakukan dari Izmir dan rudal yang mungkin diluncurkan dari sana mulai membuat mereka takut. Saya berkata, 'orang Yunani, kami tidak punya urusan dengan Anda selama Anda berperilaku baik," ujarnya.

Turki telah mengeluhkan tindakan provokatif dan retorika berulang kali oleh Yunani di wilayah tersebut dalam beberapa bulan terakhir, termasuk mempersenjatai pulau-pulau di dekat pantai Turki yang didemiliterisasi berdasarkan kewajiban perjanjian. Dikatakan bahwa langkah-langkah seperti itu menggagalkan upaya itikad baiknya menuju perdamaian.

Presiden Erdogan dikatakan merujuk pada rudal balistik jarak pendek bernama Tayfun (Typhoon), yang mencapai target pada jarak 561 kilometer (348,59 mil), setelah berhasil diuji coba pada Bulan Oktober di atas Laut Hitam.

sistem rudal tayfun
Sistem rudal balistik Turki Tayfun besutan Roketsan. (Twitter/@Defence_IDA)

Tes tersebut dikatakan telah menunjukkan Tayfun memiliki jangkauan dua kali lipat dari sistem rudal domestik pertama Turki, Bora.

"Saat ini jangkauan misil kami adalah 565 kilometer. Itu tidak cukup, kami akan meningkatkannya menjadi 1.000 kilometer," ujar Presiden Erdogan.

Menekankan kemampuan Turki untuk memproduksi drone tempur dan tak berawaknya sendiri, Presiden Erdogan menggarisbawahi kendaraan tempur udara penting Bayraktar Kızılelma, yang dikatakan mampu "membawa muatan F-16" setelah produksi massal.

"Apa yang dikatakan orang Yunani sekarang? Mereka berkata, 'Apa yang dilakukan orang-orang Turki Gila itu?'" tandasnya.

Diketahui, jet tempur tak berawak bertenaga jet Kızılelma menyelesaikan penerbangan perdananya pada pertengahan Desember.

Selain itu, Turki juga hampir menyelesaikan pembangunan kapal induknya, yang juga akan berfungsi sebagai kapal induk drone. Kapal induk tersebut diharapkan akan segera dikirimkan dan akan berfungsi sebagai pangkalan untuk Kızılelma dan drone lain yang digunakan oleh militer Turki.

Presiden Erdogan menekankan, industri pertahanan Turki tumbuh lebih kuat dan kelompok teroris sedang "dihancurkan."