Sebut Bisa Salah Perhitungan Terkait 'Konflik' Barat dengan Rusia, Panglima Milier Inggris: Kita Harus Berhati-hati
Kepala Staf Militer Inggris Jenderal Sir Nick Carter saat menjabat Komandan Komando Regional Selatan pada International Security Assistance Force (ISAF) tahun 2009. (Wikimedia Commons/Robert Thaler)

Bagikan:

JAKARTA - Seiring dengan tidak lagi tersedianya ala-alat diplomatik tradisional, ada risiko lebih besar pecahnya perang yang tidak sengaja antara Barat dan Rusia daripada kapan pun sejak Perang Dingin, kata perwira militer paling senior Inggris.

Kepala Staf Pertahanan Inggris Jenderal Nick Carter mengatakan kepada Times Radio, ada risiko ketegangan yang lebih besar di era baru "dunia multipolar", di mana pemerintah bersaing untuk tujuan dan agenda yang berbeda.

"Saya pikir kita harus berhati-hati, agar orang-orang tidak membiarkan sifat suka berperang dari beberapa politik kita berakhir pada posisi, di mana eskalasi mengarah pada salah perhitungan," katanya dalam sebuah wawancara yang akan disiarkan pada Hari Minggu, mengutip Daily Sabah 13 November.

Ketegangan meningkat di Eropa timur dalam beberapa pekan terakhir, setelah Uni Eropa menuduh Belarus menerbangkan ribuan migran untuk merancang krisis kemanusiaan di perbatasannya dengan negara anggota Uni Eropa, Polandia, perselisihan yang mengancam akan melibatkan Rusia dan NATO.

Presiden Vladimir Putin mengatakan pada Hari Sabtu, latihan NATO yang tidak terjadwal di Laut Hitam menimbulkan tantangan serius bagi Moskow, menegaskan Rusia tidak ada hubungannya dengan krisis di perbatasan sekutu dekat Belarus dengan blok tersebut.

Jenderal Carter mengatakan, saingan otoriter bersedia menggunakan alat apa pun yang mereka miliki, seperti migran, lonjakan harga gas, pasukan proxy atau serangan dunia maya. "Karakter peperangan telah berubah," sebutnya.

Setelah dunia bipolar Perang Dingin dan dunia unipolar dominasi AS, para diplomat sekarang menghadapi dunia multipolar yang lebih kompleks, katanya, seraya menambahkan, "alat dan mekanisme diplomatik tradisional" Perang Dingin tidak lagi tersedia.

"Tanpa alat dan mekanisme itu, ada risiko lebih besar bahwa eskalasi ini atau eskalasi ini dapat menyebabkan salah perhitungan. Jadi saya pikir itulah tantangan nyata yang harus kita hadapi," sebutnya.

Inggris mengatakan pada Hari Jumat, tim kecil personel militer Inggris telah dikerahkan untuk mengeksplorasi "dukungan teknik" untuk Polandia di perbatasannya dengan Belarus.

Untuk diketahui, pesawat tempur Typhoon Inggris juga mengawal dua pesawat militer Rusia keluar dari wilayahnya pada Hari Jumat, bekerja dengan mitra NATO untuk memantau jet saat mereka melewati wilayah udara internasional.