JAKARTA - Presiden Vladimir Putin menuding Barat memainkan permainan kotor menyulut perang global untuk menghancurkan Rusia, bersumpah akan melanjutkan serangan terhadap Ukraina saat pidato di hadapan Parlemen Hari Selasa.
Presiden Putin mengatakan, Barat memulai perang di Ukraina dan menuduhnya "secara sinis menipu rakyatnya", mengatakan tujuannya adalah "kekuasaan tanpa batas".
Ia mengklaim Rusia ingin menyelesaikan konflik di Ukraina secara damai, namun negara-negara Barat telah menyiapkan "skenario yang berbeda" di belakangnya.
"Kami melakukan segala yang mungkin untuk menyelesaikan masalah ini secara damai, menegosiasikan jalan keluar yang damai dari konflik yang sulit ini. Tetapi, di belakang kami ada skenario yang sangat berbeda yang sedang dipersiapkan," ujarnya seperti melansir The National News 21 Februari.
Lebih jauh, dia menuduh anggota NATO "memainkan permainan kotor" dengan "kebohongan yang menjijikkan dan perilaku bermuka dua".
Presiden Putin bersumpah untuk "secara sistematis" melanjutkan serangan ke Ukraina dan mengatakan negara-negara Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, sedang mencari "kekuatan tak terbatas" dalam urusan dunia.
Dengan diapit oleh empat bendera tiga warna Rusia di kedua sisinya, Presiden Putin mengatakan kepada para elite politik dan militer, Rusia akan "secara hati-hati dan konsisten menyelesaikan tugas-tugas yang kita hadapi" di Ukraina.
"Mereka berniat mengubah konflik lokal menjadi fase konfrontasi global. Ini adalah bagaimana kami memahami semuanya dan kami akan bereaksi sesuai dengan itu, karena dalam hal ini kami berbicara tentang keberadaan negara kami," jelas Presiden Putin seperti mengutip Reuters.
Mengalahkan Rusia, katanya, adalah hal yang mustahil. Pemimpin Kremlin berusia 70 tahun itu mengatakan, Rusia tidak akan pernah menyerah pada upaya Barat untuk memecah belah masyarakatnya, menambahkan mayoritas orang Rusia mendukung perang.
Lebih lanjut, Putin yang menjabat sebagai presiden pada hari terakhir tahun 1999 menggantikan Boris Yeltsin mengatakan, Barat telah gagal menghancurkan ekonomi Rusia dengan sanksi terberat dalam sejarah modern.
"Mereka ingin membuat rakyat menderita... tetapi perhitungan mereka tidak terwujud. Ekonomi Rusia dan manajemennya ternyata jauh lebih kuat dari yang mereka kira," jelas Presiden Putin.
BACA JUGA:
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Putin berterima kasih kepada Rusia atas "keberanian dan keteguhan hati" mereka, dalam mendukung apa yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina.
Diketahui, pidato tersebut disampaikan Presiden Putin sehari setelah Presiden AS Joe Biden melakukan kunjungan mendadak ke Kyiv, menyampaikan janji dukungan yang "tak tergoyahkan" bagi Ukraina, termasuk pengiriman bantuan militer baru senilai 500 juta dolar AS.