JAKARTA - Pemerintah lebih dari 30 negara telah meminta klarifikasi kepada Komite Olimpiade Internasional (IOC) Hari Senin, mengenai bagaimana status netral atlet Rusia dan Belarusia jelang Olimpiade Paris 2024.
Rusia dan sekutunya Belarusia, yang mengizinkan wilayahnya digunakan sebagai landasan peluncuran ketika Moskow memulai invasi ke Ukraina Februari lalu, telah dikesampingkan dari sebagian besar cabang olahraga Olimpiade sejak perang dimulai.
Komite Olimpiade Internasional mengatakan sedang menjajaki "jalur" untuk mengizinkan para atlet Rusia dan Belarusia ikut serta dalam Olimpiade Paris di bawah bendera netral, yang memicu kemarahan Ukraina.
Namun dalam sebuah surat bersama, puluhan negara yang termasuk Amerika Serikat, Prancis, Inggris dan Kanada, menyatakan keprihatinannya, terutama karena adanya "hubungan dan afiliasi yang kuat antara para atlet Rusia dan militer Rusia".
"Kami memiliki keprihatinan yang kuat tentang seberapa layak atlet Olimpiade Rusia dan Belarusia berkompetisi sebagai 'netral'... ketika mereka secara langsung didanai dan didukung oleh negara mereka," kata surat itu, melansir The National News 21 Februari.
Dikatakan dalam surat tersebut, 'keprihatinan yang kuat ini perlu ditangani oleh IOC".
Surat bersama kepada IOC tersebut menyusul pertemuan bulan ini di London yang dihadiri antara lain oleh Prancis, Inggris, Amerika Serikat dan Kanada.
Diketahui, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga berbicara pada konferensi tersebut.
BACA JUGA:
"Kami sangat yakin bahwa, mengingat tidak ada perubahan dalam situasi terkait agresi Rusia di Ukraina... tidak ada alasan praktis untuk beralih dari pengecualian terhadap atlet Rusia dan Belarusia yang ditetapkan oleh IOC," tulis surat tersebut.
"Selama isu-isu mendasar ini dan kurangnya kejelasan serta detail konkret mengenai model 'netralitas' yang dapat diterapkan tidak diatasi, kami tidak setuju bahwa atlet-atlet Rusia dan Belarusia dapat diizinkan kembali ke kompetisi," lanjut pernyataan tersebut.