Yayasan Iran Hadiahi Penyerang Novelis Salman Rushdie Tanah Seluas 1.000 Meter Persegi
Salman Rushdie. (Wikimedia Commons/Alexander Baxevanis)

Bagikan:

JAKARTA - Sebuah yayasan di Iran memuji pria pelaku penyerangan terhadap novelis Salman Rushdie tahun lalu, yang menyebabkannya terluka parah, mengatakan akan menghadiahi pria itu tanah seluas 1.000 persegi dalam bentuk lahan pertanian, menurut televisi pemerintah melelaui saluran Telegram Hari Selasa.

Rushdie yang berusia 75 tahun, kehilangan satu mata dan satu tangan setelah diserang oleh seorang pria Syi'ah Amerika Serikat berusia 24 tahun dari New Jersey, saat tengah berada di atas panggung sebuah acara sastra yang diadakan di dekat Danau Erie, New York barat pada Bulan Agustus lalu.

"Kami dengan tulus berterima kasih atas tindakan berani pemuda Amerika yang telah membutakan salah satu mata Rushdie dan melumpuhkan salah satu tangannya," kata Mohammad Esmail Zarei, sekretaris Foundation to Implement Imam Khomeini's Fatwas, melansir Reuters 21 Februari.

"Rushdie sekarang tidak lebih dari mayat hidup dan untuk menghormati tindakan berani ini, sekitar 1.000 meter persegi lahan pertanian akan disumbangkan kepada orang tersebut atau perwakilan hukumnya," tambah Zarei.

Serangan tersebut terjadi 33 tahun setelah Ayatollah Ruhollah Khomeini, pemimpin tertinggi Iran saat itu, mengeluarkan fatwa, atau dekrit agama, yang menyerukan untuk membunuh Rushdie, beberapa bulan setelah "The Satanic Verses" karangan Rushdie diterbitkan.

Beberapa kelompok umat Islam menganggap sejumlah bagian dalam novel tersebut tentang Nabi Muhammad sebagai penghujatan.

Rushdie, yang lahir di India dari keluarga Muslim Kashmir, telah hidup dengan jaminan keamanan, menghabiskan sembilan tahun dalam persembunyian di bawah perlindungan polisi Inggris.

Sementara pemerintahan pro-reformasi Presiden Iran Mohammad Khatami menjauhkan diri dari fatwa tersebut pada akhir 1990-an, hadiah jutaan dolar yang menggantung di atas kepala Rushdie terus bertambah dan fatwa tersebut tidak pernah dicabut.

Pengganti Khomeini, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, ditangguhkan dari Twitter pada tahun 2019 karena mengatakan bahwa fatwa terhadap Rushdie "tidak dapat dibatalkan."

Diketahui, pria yang dituduh menyerang novelis tersebut telah mengaku tidak bersalah atas tuduhan percobaan pembunuhan dan penyerangan tingkat dua.