JAKARTA - Kondisi Salman Rushdie, penulis terkenal yang ditikam berulang kali di New York, Amerika Serikat Jumat pekan lalu, berangsur membaik dan sudah tidak lagi menggunakan ventilator, kata sang agen dan anak.
"Dia tidak lagi menggunakan ventilator, proses menuju pemulihan telah dimulai. Ini akan lama, lukanya parah, tetapi kondisinya menuju ke arah yang benar," agennya, Andrew Wylie, menulis dalam email kepada Reuters, seperti dikutip 15 Agustus.
Sedianya, Rushdie (75) akan memberikan kuliah di Chautauqua Institution, New York, tentang pentingnya Amerika Serikat sebagai surga bagi para seniman yang menjadi sasaran, ketika polisi mengatakan seorang pria berusia 24 tahun bergegas ke panggung dan menikamnya.
Rushdie diterbangkan dengan helikopter ke sebuah rumah sakit di Erie, Pennsylvania, untuk perawatan setelah serangan itu.
Setelah berjam-jam operasi, dia dipakaikan ventilator dan tidak dapat berbicara pada Jumat malam, Wylie mengatakan dalam pembaruan kesehatan sebelumnya, menambahkan Rushdie kemungkinan akan kehilangan mata, mengalami kerusakan saraf di lengannya dan luka di lever.
Salah satu putra Rushdie mengatakan pada Hari Minggu, ayahnya tetap dalam kondisi kritis, tetapi dapat mengatakan beberapa patah kata setelah tidak lagi menggunakan ventilator.
"Meskipun cedera yang mengubah hidupnya parah, selera humornya yang penuh semangat & menantang tetap utuh," tulis Zafar Rushdie di Twitter.
Tersangka penikaman, Hadi Matar dari Fairview, New Jersey, mengaku tidak bersalah atas tuduhan percobaan pembunuhan tingkat dua dan penyerangan tingkat dua, pada penampilan pengadilan pada Hari Sabtu, sebut sang pengacara, Nathaniel Barone.
Saksi mata mengatakan, Matar tidak berbicara saat dia menyerang Rushdie. Dia ditangkap di tempat kejadian oleh seorang polisi negara bagian, setelah dijatuhkan ke tanah oleh penonton.
Rushdie ditikam 10 kali, kata jaksa selama dakwaan Matar, menurut New York Times. Ia membeli tiket untuk menghadiri kuliah Rushdie. Sementara, para peserta mengatakan tidak ada pemeriksaan keamanan yang jelas.
Jaksa mengatakan di pengadilan, Matar melakukan perjalanan dengan bus ke Chautauqua Institution, sebuah tempat pendidikan dan peristirahatan musim panas sekitar 19 km dari tepi Danau Erie.
BACA JUGA:
Baik otoritas lokal maupun federal tidak memberikan rincian tambahan tentang penyelidikan, termasuk kemungkinan motifnya.
Tinjauan penegakan hukum awal terhadap akun media sosial Matar menunjukkan, dia bersimpati kepada ekstremisme Syiah dan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, menurut NBC New York. IRGC dituduh Washington melakukan kampanye ekstremis global.
Jaminan untuk Matar ditolak, dengan jaksa penuntut menjelaskan jika Matar memiliki dukungan internasional dan dapat dengan mudah melarikan diri dari negara itu, seperti mengutip Arab News.