Bagikan:

JAKARTA - Komandan Pasukan Dirgantara Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Brigjen Amir Ali Hajizadeh tegas memperingatkan Israel, jika mereka memulai konflik, Iran akan menghancurkannya menurut media Iran.

"Para pejabat rezim Zionis tahu, mereka bisa memulai perang, tetapi akhir ada di tangan kitam," kata ujar Hajizadeh dikutip dari The Jerusalem Post 12 November.

"Akhir dari pekerjaan ini adalah penghancuran rezim Zionis, dan jika mereka memberi kami alasan, kehancuran mereka pasti akan maju secara historis," ancamnya memperingatkan Israel.

Jenderal Hajizadeh mengatakan, Israel adalah satu-satunya negara di dunia yang selalu hanya berbicara tentang kelangsungan hidup dan keberlangsungan kelompoknya.

"Rezim yang berbicara tentang keberadaannya ditakdirkan untuk kehancuran, dan rezim seperti itu tidak dapat berbicara tentang kehancuran negara lain, dengan ancaman yang dikeluarkannya sebagian besar untuk konsumsi domestik," kritik Hajizadeh.

Komandan Pasukan Dirgantara IRGC menyebut keamanan Iran sebagai 'teladan', dengan mengatakan dia tidak perlu berbicara tentang kemampuan negara itu 'karena musuh cukup berbicara tentang kemampuan rudal dan pertahanan Iran.'

Hajizadeh menunjuk pada upaya kekuatan dunia untuk menambahkan negosiasi mengenai program rudal Iran, ke pembicaraan tentang kembali ke kesepakatan nuklir JCPOA, dengan mengatakan pesawat tak berawak Iran telah menjadi 'duri di pihak mereka,' ini menunjukkan kekuatan negara itu.

Terpisah, pada hari Rabu, Korps Artileri OC IDF (militer Israel) Brigjen. Neri Horowitz mengatakan, konflik di masa depan dengan Hamas di Jalur Gaza atau Hizbullah di Lebanon dapat melibatkan bentrokan antar drone.

"Musuh berkembang di Jalur Gaza dan Lebanon. Kita harus tahu bagaimana membedakan antara teman dan musuh dan menghadapi kemampuan musuh," jelas Horowitz pada konferensi UVID 2021.

Kepala artileri Israel melanjutkan, kendaraan tak berawak akan bergabung dalam pertempuran bersama pasukan berawak dalam berbagai operasi, termasuk serangan, evakuasi, patroli keamanan, manuver di wilayah musuh dan membantu mengekspos musuh dan memungkinkan tentara untuk melihat dan mendengar di semua lingkungan.

Horowitz menambahkan, dia melihat pesawat tak berawak atau drone sebagai 'elemen dalam keamanan dan strategi Negara Israel,'. Selain dua unit UAV yang sudah beroperasi di Korps Artileri, unit ketiga akan dibentuk dalam waktu dekat.

Sebelumnya pada Hari Senin pekan ini, baterai Iron Dome menembakkan rudal ke pesawat tak berawak Hamas yang menyeberang ke laut dari Jalur Gaza, menurut Unit Juru Bicara IDF.

Laporan media Israel menunjukkan, pesawat tak berawak kecil itu tidak bersenjata dan digunakan untuk pengawasan. Pesawat tak berawak itu tidak memasuki wilayah Israel.