Sebut Serangan Drone di Kediaman PM Irak Sebagai Terorisme Keji, Paus Fransiskus Doakan Perdamaian Irak
Paus Fransiskus saat berkunjung ke Irak. (Twitter/@VaticanNews)

Bagikan:

JAKARTA - Paus Fransiskus pada Hari Selasa mengutuk serangan pesawat tak berawak di kediaman Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi sebagai 'tindakan terorisme keji'.

PM al-Kadhimi lolos tanpa cedera, ketika tiga drone militer yang membawa bahan peledak diluncurkan di rumahnya di Baghdad, Irak pada Hari Minggu. Serangan tersebut menyebabkan beberapa pengawalnya terluka.

Terkait serangan tersebut, Vatikan mengatakan Menteri Luar Negerinya mengirim pesan kepada Perdana Menteri Irak atas nama Paus Fransiskus, yang mengunjungi Irak pada Bulan Maret.

"Dalam mengutuk aksi terorisme keji ini, Paus Fransiskus sekali lagi mengungkapkan keyakinannya, dengan berkah Tuhan Yang Maha Esa rakyat Irak akan diteguhkan dalam kebijaksanaan dan kekuatan dalam menempuh jalan perdamaian, melalui dialog dan solidaritas persaudaraan," tulisnya dalam pesan mengutip Reuters 9 November.

Pejabat keamanan Irak dan sumber milisi di Baghdad mengatakan serangan pesawat tak berawak itu dilakukan oleh setidaknya satu milisi yang didukung Iran, beberapa minggu setelah kelompok pro-Iran dikalahkan dalam pemilihan yang mereka katakan dicurangi.

Tiga drone digunakan dalam serangan drone di kediaman Mustafa al-Kadhimi, termasuk dua yang ditembak jatuh oleh pasukan keamanan, sementara drone ketiga menghantam kediaman tersebut, kantor berita negara INA mengutip juru bicara kementerian dalam negeri.

Seorang juru bicara Panglima Angkatan Bersenjata mengatakan, setelah serangan itu situasi keamanan stabil di Zona Hijau, yang menampung tempat tinggal, gedung-gedung pemerintah dan kedutaan asing. Tidak ada kelompok yang segera mengaku bertanggung jawab.

Guna penyelidikan, pasukan keamanan mengambil sisa-sisa pesawat tak berawak kecil yang sarat bahan peledak, kata seorang pejabat keamanan Irak yang mengetahui serangan itu kepada Reuters.

"Masih terlalu dini untuk mengatakan siapa yang melakukan serangan itu," terang pejabat itu dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk mengomentari rincian keamanan.