PM Mustafa al-Kadhimi Jadi Sasaran Serangan Drone, Presiden Biden Perintahkan Tim Keamanan Nasional Bantu Irak
PM Irak Mustafa al-Khadimi bersama Presiden Joe Biden. (Wikimedia Commons/The White House)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengutuk serangan terhadap kediaman Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi, mengatakan ia telah menginstruksikan tim keamanan nasional untuk menawarkan bantuan ke Irak.

"Para pelaku serangan teroris di negara Irak ini harus bertanggung jawab. Saya mengutuk dengan keras mereka yang menggunakan kekerasan untuk merusak proses demokrasi Irak," tegas Presiden Biden dalam sebuah pernyataan Hari Minggu, mengutip Sputnik News 8 November.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Biden juga memuji kepemimpinan yang ditunjukkan PM Mustafa al-Kadhimi dalam menyerukan ketenangan, pengekangan dan dialog setelah serangan itu.

"Saya telah menginstruksikan tim keamanan nasional saya untuk menawarkan semua bantuan yang sesuai kepada pasukan keamanan Irak, saat mereka menyelidiki serangan ini dan mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab. Amerika Serikat berdiri tetap bersama pemerintah dan rakyat Irak, ketika mereka berusaha untuk menegakkan kedaulatan dan kemerdekaan Irak," sambung Presiden Biden.

Terpisah, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengadakan percakapan telepon dengan PM al-Kadhimi setelah serangan drone di kediaman yang terakhir. Menurut Departemen Luar Negeri AS, Menlu Blinken menegaskan kembali Amerika Serikat siap mendukung pasukan keamanan Irak dalam penyelidikan mereka atas serangan itu.

Sebelumnya, sejumlah media media kediaman rumah Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi, berada di bawah serangan pesawat tak berawak dan terkena roket pada Hari Minggu dinihari. Media Irak mengatakan bahwa tiga penjaga keamanan perdana menteri terluka.

Untuk diketahui, Kementerian Dalam Negeri Irak menyatakan upaya serangan Hari Minggu terhadap PM Irak Mustafa  al-Kadhimi sebagai serangan teroris, dengan menyebutkan itu dilakukan menggunakan tiga pesawat tak berawak, dua di antaranya jatuh.

Ia selamat tanpa cedera dari upaya pembunuhan dengan pesawat tak berawak bersenjata (drone) di Baghdad, kata para pejabat pada Hari Minggu.