Bagikan:

JAKARTA - Irak berhasil menangkap Sami Jassem, pejabat tinggi ISIS yang berwenang terhadap keuangan, sekaligus wakil mendiang pemimpin kelompok tersebut Abu Bakar al-Baghdadi, sebut PM Irak Mustafa al-Kadhimi di Twitter, Senin.

"Sementara pahlawan kami (pasukan keamanan Irak) fokus mengamankan pemilihan, rekan mereka (dinas intelijen nasional Irak) melakukan operasi eksternal yang kompleks untuk menangkap Sami Jassem," katanya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang operasi tersebut, mengutip Daily Sabah 11 Oktober.

Al-Kadhimi menggambarkannya sebagai salah satu operasi intelijen lintas batas paling sulit yang pernah dilakukan oleh pasukan Irak. Pejabat intelijen Irak mengatakan kepada The Associated Press, Jassem ditahan di negara asing yang teridentifikasi dan diangkut ke Irak beberapa hari yang lalu. Mereka berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara tentang operasi tersebut.

Jassem bekerja dengan pemimpin Al-Qaeda di Irak Abu Musab al-Zarqawi, sebelum dia dibunuh oleh Amerika di Irak pada 2016. Dia mengambil berbagai posisi keamanan di Irak, dan pindah ke Suriah pada 2015 dengan menjadi wakil al-Baghdadi.

Pada tahun 2015, Departemen Keuangan Amerika Serikat menilai Jassem untuk memberikan dukungan keuangan atau layanan lain untuk ISIS. Dikatakan dia mengawasi keuangan Daesh (ISIS), minyak dan gas, barang antik hingga operasi sumber daya mineral. Al-Baghdadi tewas dalam serangan oleh pasukan khusus Amerika Serikat di barat laut Suriah pada 2019.

Sebelumnya pada Bulan Mei, tangan kanan al-Baghdadi, seorang warga negara Afghanistan dengan kode nama 'Basim' telah ditangkap di Istanbul dalam operasi gabungan oleh intelijen dan polisi Turki. Warga negara Afghanistan itu ditahan di distrik Ataşehir di sisi kota Asia, menurut pernyataan polisi Istanbul.

Badan intelijen Turki ketika itu mengatakan, tersangka telah terlibat dalam membantu menyembunyikan al-Baghdadi di Provinsi Idlib, Suriah setelah jatuhnya kelompok teroris pada 2019.

Basim dicurigai mengorganisir pelatihan untuk ISIS saat berada di Suriah dan Irak, serta bertugas di dewan pengambilan keputusan. Dia tiba di Turki menggunakan paspor dan kartu identitas palsu.