Bagikan:

JAKARTA - Militer China telah membangun maket dalam bentuk kapal induk dan kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), mungkin untuk latihan sasaran, menurut citra satelit Maxar yang ditinjau oleh Institut Angkatan Laut Amerika Serikat (USNI) yang independen.

Gambar satelit dari wilayah Xinjiang barat laut China tampaknya menunjukkan garis besar skala penuh dari kapal induk 'kelas Ford' yang saat ini sedang dibangun untuk Angkatan Laut AS. Dan bentuk setidaknya dua kapal perusak rudal kelas Arleigh Burke di komplek latihan penembakan Gurun Taklamakan menurut US Naval Institute (USNI).

Kompleks ini diketahui telah berulang kali digunakan untuk pengujian rudal balistik, menurut USNI dan Maxar Technologies, sebuah perusahaan teknologi luar angkasa.

"Jangkauan baru ini menunjukkan China terus fokus pada kemampuan anti-kapal induk, dengan penekanan pada kapal perang Angkatan Laut AS," lapor USNI seperti mengutip CNN 9 November.

Menjadi hal yang umum, militer di seluruh dunia secara teratur membuat tiruan target dunia nyata seperti landmark ikonik, kapal perang, dan kapal induk.

Program rudal balistik anti-kapal China diawasi oleh Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLARF). CNN telah menghubungi Kementerian Luar Negeri China dan Kementerian Pertahanan Nasional untuk memberikan komentar.

Menurut penilaian terbaru Pentagon tentang perkembangan militer dan keamanan China, Beijing dengan cepat memperluas persenjataan dan kemampuan militernya. Pada tahun 2020 saja, PLARF meluncurkan lebih dari 250 rudal balistik untuk pengujian dan pelatihan, angka yang disebut Pentagon melebihi gabungan seluruh dunia.

Laporan Pentagon muncul di tengah meningkatnya ketegangan atas latihan militer China di Pasifik, dan diterbitkan beberapa jam setelah jenderal paling senior AS, Ketua Kepala Staf Gabungan Mark Milley memperingatkan, kemajuan militer China merupakan "salah satu perubahan terbesar di dunia, kekuatan geostrategis yang telah disaksikan dunia."

Seorang pejabat senior pertahanan yang memberi pengarahan kepada wartawan tentang laporan itu mengambil sikap yang sama. CNN telah menghubungi Pentagon tentang citra satelit Maxar.

Diketahui, Beijing mengklaim hampir semua Laut Cina Selatan yang luas sebagai wilayah kedaulatannya dan telah meningkatkan upaya untuk menegaskan dominasi atas perairan yang kaya sumber daya dalam beberapa tahun terakhir, mengubah serangkaian terumbu karang dan atol yang tidak jelas menjadi pulau-pulau buatan yang dijaga ketat dan meningkatkan aktivitas angkatan laut di wilayah tersebut.

df-21
Ilustrasi rudal balistik Dong Feng 21D China. (Wikimedia Commons/IceUnshattered)

Ambisi teritorialnya menghadapi penentangan oleh setidaknya lima negara lain, dan telah ditolak mentah-mentah oleh Washington.

Pada Agustus 2020, China meluncurkan serangkaian rudal balistik ke Laut China Selatan ketika ketegangan dengan Washington atas jalur air yang disengketakan meningkat.

Media pemerintah membuat beberapa referensi terperinci tentang peluncuran tersebut, yang melibatkan rudal DF-21D dan DF-26. Keduanya telah disebut-sebut dalam propaganda China sebagai sangat akurat dan mampu mengenai kapal yang bergerak di laut.

"DF-26 dan DF-21D China adalah rudal balistik pertama di dunia yang mampu menargetkan kapal besar dan menengah, membuat mereka mendapat gelar 'pembunuh kapal induk," sebut Global Times yang dikelola pemerintah saat itu, mengutip pernyataan pengamat militer.

Terpisah mengutip Sputnik News, peningkatan perkembangan rudal China dan pembuatan tiruan kapal AS, memicu kekhawatiran di Washington. 'Pertumbuhan pesat dan peningkatan militer' Beijing telah menimbulkan kekhawatiran bahwa negara itu bersiap untuk konfrontasi dengan Amerika.

"Kami menyaksikan salah satu pergeseran terbesar dalam kekuatan geo-strategis global yang telah disaksikan dunia," ujar Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat Jenderal Mark Milley, ketika berbicara tentang kemajuan militer China baru-baru ini pada diskusi forum keamanan yang disiarkan oleh NBC News.

"Mereka jelas menantang kami secara regional dan aspirasi mereka adalah untuk menantang Amerika Serikat secara global," tandas Jenderal Milley.