India Kirim Kapal Perusak, Fregat dan Korvet, Laut China Selatan Makin Sesak
Iring-iringan Korvet INS Kirch (P62), Fregat INS Sahyadri (F49) dan Fregat INS Satpura (F48) milik India. (Wikimedia Commons/Mass Communication Specialist 2nd Class Ryan J. Batchelder)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pertahanan India mengumumkan pengiriman gugus tugas ke Laut China Selatan selama dua bulan, termasuk untuk mengkuti latihan empat negara bersama dengan Amerika Serikat, Jepang dan Australia.

Tak tanggung-tanggung, gugus tugas ini akan berisi empat kapal perang sekaligus yang terdiri dari kapal perusak peluru kendali, fregat peluru kendali, korvet anti-kapal selam dan korvet peluru kendali.

Dalam pengumumannya, Kementerian Pertahanan India menyebut kapal akan diberangkatkan dari India awal bulan ini, tanpa menyebut tanggal pasti keberangkatan gugus tugas ini, disebut akan berpartisipasi dalam sejumlah rangkai latihan bilateral, selain mengikuti Latihan Angkatan Laut Malabar 2021 dengan Amerika Serikat, Jepang dan Australia.

Dalam latihan bilateral, kapal perang India akan bekerja dengan unit angkatan laut dari negara-negara pesisir Laut Cina Selatan, termasuk Singapura, Vietnam, Indonesia dan Filipina

"Inisiatif maritim ini meningkatkan sinergi dan koordinasi antara Angkatan Laut India dan negara-negara sahabat, berdasarkan kepentingan maritim bersama dan komitmen terhadap Kebebasan Navigasi di laut," jelas Kementerian Pertahanan India mengutip CNN Selasa 3 Agustus.

kapal perang india
Ilustrasi Kapal Perusak INS Delhi (D61) milik India. (Wikimedia Common/Brian Burnell)

Pengiriman kapal perang India ini akan membuat Laut China Selatan kian sesak dengan kapal perang. Terbaru, Jerman akan mengirimkan Fregat Bayern (F217) ke kawasan ini. Pekan lalu, armada laut pimpinan Kapal Induk HMS Queen Elizabeth milik Inggris juga sudah hadir di kawasan ini.

Nantinya, dua kapal perang serta satu unit anti-teror Marinir Inggris rencananya akan ditempatkan di kawasan Laut China Selatan. Sementara, kapal perang Amerika Serikat dan China sudah hilir-mudik di laut seluas 1,3 juta mil persegi ini.

Beijing mengklaim hampir semua Laut Cina Selatan sebagai wilayah kedaulatannya, mengubah banyak terumbu karang dan gundukan pasir yang tidak jelas di sepanjang jalur air menjadi pulau buatan yang dijaga ketat dengan rudal, landasan pacu dan sistem senjata.

Terpisah, peneliti dari S. Rajaratnam School of International Studies di Singapura sekaligus pemerhati angkatan laut Colling Koh mengatakan, kehadiran kapal perang India, bagian dari upaya menunjukkan eksistensi New Delhi di Laut China Selatan.

Meski demikian, Koh tidak mengharapkan kapal-kapal India menjadi konfrontatif, atau melakukan operasi kebebasan navigasi di dekat pulau-pulau yang diklaim China di Laut China Selatan.

kapal perang india
Ilustras Fregat INS Sahyadri (F49) milik India. (Wikimedia Commons/Saberwyn)

"Kehadiran kapal-kapal di Laut China Selatan saja, bahkan jika di luar batas 12 (mil laut) dari setiap fitur yang diduduki China, akan cukup untuk memenuhi tujuan strategis New Delhi yang menandakan niatnya untuk tetap terlibat di Pasifik Barat," jelas Koh.

“Pengerahan kapal Angkatan Laut India berusaha untuk menggarisbawahi jangkauan operasional, kehadiran damai dan solidaritas dengan negara-negara sahabat untuk memastikan ketertiban yang baik dalam domain maritim dan untuk memperkuat ikatan yang ada antara India dan negara-negara Indo-Pasifik,” katanya.

Untuk diketahui, armada Kapal Induk HMS Queen Elizabeth yang dikirim Inggris ke Laut China Selatan, menjadi armada yang terbesar melintas di kawasan ini dalam beberapa tahun terakhir, untuk misi panjang mengarungi Pasifik.

Armada ini akan meliputi dua kapal perusak, dua frigat anti-kapal selam, satu kapal selam dan dua kapal pamasok kebutuhan logistik. Tak hanya itu, sebuah kapal perusak berpeluru kendali Angkatan Laut Amerika Serikat serta sebuah frigat Belanda yang akan ditugaskan untuk pertahanan udara.

Kekuatan udara dalam kelompok tersebut akan dipusatkan pada pesawat tempur siluman RAF F-35B Inggris dan F-35B Korps Marinir Amerika Serikat, yang semuanya akan terbang dari dek kapal induk HMS Queen Elizabeth. Gabungan kekuatan udara ini akan menjadi yang terbesar dalam kelompok kapal perang Inggris, sejak HMS Hermes di tahun 1983. Ini juga menjadi kolaborasi kelompok udara terbesar pesawat tempur generasi kelima di dunia.