JAKARTA - Inggris berencana akan meluncurkan armada angkatan laut terbesar dalam beberapa tahun terakhir, untuk mengarungi misi panjang melalui kawasan Pasifik.
Lewat pengumuman yang dilakukan Kementerian Pertahanan pada Senin 26 April, Inggris ingin menampilkan peran akitf dari pengaruh dan kekuatan angkatan lautnya.
"Ketika Carrier Strike Group (CSG) kami berlayar bulan depan, itu akan mengibarkan bendera untuk Global Britain, memproyeksikan pengaruh kami, menandakan kekuatan kami, terlibat dengan teman-teman kami dan menegaskan kembali komitmen kami untuk mengatasi tantangan keamanan hari ini dan besok," Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace, melansir CNN, Selasa 27 April.
"Inggris tidak melangkah mundur, tetapi berlayar untuk memainkan peran aktif dalam membentuk sistem internasional abad ke-21," lanjut Wallace.
Armada kapal perang ini akan dipimpin oleh kapal induk HMS Queen Elizabeth, menandai penempatan perdananya. Kapal tersebut, salah satu dari dua kapal induk Inggris, adalah kapal perang terbesar yang pernah dikirim Inggris ke laut.
Menemani kapal induk tersebut, Inggris juga mengirim dua kapal perusak, dua frigat anti-kapal selam, satu kapal selam dan dua kapal pamasok kebutuhan logistik
Tak hanya itu, sebuah kapal perusak berpeluru kendali Angkatan Laut Amerika Serikat serta sebuah frigat Belanda yang akan ditugaskan untuk pertahanan udara, juga ikut berlayar dalam kelompok kapal perang ini," sebut Kementerian Pertahanan.
Kekuatan udara dalam kelompok tersebut akan dipusatkan pada pesawat tempur siluman RAF F-35B Inggris dan F-35B Korps Marinir Amerika Serikat, yang semuanya akan terbang dari dek kapal induk HMS Queen Elizabeth.
Gabungan kekuatan udara ini akan menjadi yang terbesar dalam kelompok kapal perang Inggris, sejak HMS Hermes di tahun 1983. Ini juga menjadi kolaborasi kelompok udara terbesar pesawat tempur generasi kelima di dunia.
Institut Internasional untuk Kajian Strategis (IISS) mengatakan, kelompok serang kapal induk Inggris akan menjadi armada paling mumpuni yang dikerahkan oleh satu angkatan laut Eropa dalam beberapa tahun terakhir.
"Meskipun tidak akan meniru kelompok serangan kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat, itu mungkin akan lebih dekat dengannya daripada apa pun saat ini dibandingkan angkatan laut lainnya," kata IISS.
Maret lalu, Inggris menyebut kawasan Indo-Pasifik menjadi salah satu kecenderungan dalam tinjau militer dan kebijakan luar negerinya. Dalam pengumuman kemarin disebutkan, misi kelompok kapal perang ini untuk meningkatkan peran keamanan Inggris di kawasan Indo-Pasifik.
Inggris juga berencana menggelar latihan militer bersama dengan India, Jepang dan Korea Selatan serta pasukan Amerika Serikat di kawasan itu. Selain itu, direncanakan pula digelar latihan bersama 'Five Powers Defense Agreement', antara Inggris, Malaysia, Singapura, Australia dan Selandia Baru, menandai 50 tahun pakta pertahanan ini.
Sebagai bagian dari perjalanan ke Pasifik, kelompok ini akan mengunjungi 40 negara, melewati Laut Mediterania dan Samudra Hindia dalam perjalanan ke Pasifik, menempuh jarak hampir 30.000 mil (48.280 kilometer), kata kementerian itu.
Inggris belum merilis rute pasti dari kelompok kapal perang ini, namun direncanakan akan ke Singapura, Jepang dan Korea Selatan. Selain itu, kelompok ini diperkirakan akan melewati bagian timur Taiwan, pulau dengan pemerintahan sendiri yang diklaim oleh China.
Bukan suatu kebetulan, ini akan mendapat perhatian dari China yang beberapa waktu belakangan ulahnya menghangatkan kawasan Laut China Selatan. Inggris pun dalam tinjauan pertahanannya sudah menyebut nama Negeri Tirai Bambu dan tantangan yang ditimbulkannya.
"Kekuatan China yang meningkat dan ketegasan internasional kemungkinan akan menjadi faktor geopolitik paling signifikan pada tahun 2020-an," kata tinjauan tersebut, menggambarkan Beijing sebagai ancaman berbasis negara terbesar bagi keamanan ekonomi Inggris.
BACA JUGA:
"Pengerahan paling signifikan selama seperempat abad, merupakan demonstrasi yang terlihat dari kebangkitan Angkatan Laut Kerajaan, setelah beberapa dekade kontraksi," kata Komodor Steve Moorhouse, komandan kelompok penyerang, dalam sebuah pernyataan.