Geram dengan Ulah China, Filipina Siap Kirim Kapal Perang ke Laut China Selatan
Armada kapal perang Filipina. (Wikimedia Commons/Mass Communication Specialist 2nd Class Mark R. Alvarez)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menegaskan pihaknya siap mengirim kapal perang ke Laut China Selatan, untuk mempertahankan klaim wilayah, serta klaim sumber daya minyak dan mineral yang ada di kawasan tersebut.

Pernyataan Duterte ini dikeluarkan lantaran Manila gerah dengan ulah China di Laut China Selatan. Langkah ini diambil sekaligus menjawab kritik yang diarahkan kepadanya.

Kritikus menilai, Duterte lunak terhadap Beijing dan enggan mendorong Negeri Tirai Bambu untuk mematuhi keputusan arbitrase. Duterte menegaskan, publik tidak perlu ragu akan ketegasannya mengenai hak dan kedaulatan Filipina di Laut China Selatan.  

"Saya tidak begitu tertarik sekarang pada menangkap ikan. Saya tidak berpikir ada cukup ikan untuk diperdebatkan. Tapi ketika kita mulai menambang, ketika kita mulai mendapatkan apa pun yang ada di perut Laut China Selatan, minyak kita, pada saat itu saya akan mengirim kapal abu-abu (kapal perang) saya ke sana untuk mengajukan klaim," kata Duterte dalam pidato publik Senin larut malam waktu setempat, seperti melansir Reuters, Selasa 20 April. 

"Jika mereka mulai mengebor minyak di sana, saya akan beri tahu China, apakah itu bagian dari kesepakatan kita? Jika itu bukan bagian dari kesepakatan kita, saya juga akan mengebor minyak di sana," ujarnya meski menegaskan ingin tetap berteman dengan Beijing. .

Presiden Filipina Duterte diketahui telah berusaha membangun aliansi dengan China dan enggan menghadapi kepemimpinannya, karena dijanjikan pinjaman dan investasi miliaran dolar, yang sebagian besar belum terwujud, membuat frustrasi kaum nasionalis.

Sebelumnya, Duterte telah berulang kali mengatakan Filipina tidak berdaya untuk menghentikan China, dan menyebut menantang aktivitas China dapat menimbulkan risiko perang yang akan hilang dari negaranya.

Ditambahkan olehnya, tidak ada cara bagi Filipina untuk menegakkan keputusan arbitrase tahun 2016 yang mengklarifikasi hak kedaulatan Filipina di zona ekonomi eksklusifnya, tanpa pertumpahan darah

Kedutaan Besar China di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar. Sebelumnya, Filipina juga mengirim pesawat tempur untuk membayangi ratusan kapal milik China. 

Aktivitas China di Laut China Selatan menuai kritik dari berbagai negara. Bahkan, Amerika Serikat dan Jerman berencana menggelar patroli kapal perang bersama di kawasan ini. 

Untuk diketahui, Filipina telah mengajukan beberapa protes diplomatik terhadap tindakan China di Laut China Selatan, dengan yang terbaru menuduh China melakukan penangkapan ikan ilegal dan mengerahkan lebih dari 240 kapal di dalam perairan teritorialnya