Nilai Kawasan Indo-Pasifik Penting, Inggris Bakal Tempatkan 2 Kapal Perang dan Unit Anti-teror Marinir
HMS Queen Elizabeth dikawal sejumlah kapal perang lainnya. (Wikimedia Commons/LPhot Kyle Heller MOD)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Inggris berencana menempatkan secara permanen dua kapal perangnya di perairan Asia, seiring dengan rencana kedatangan armada laut terbesar yang pernah dikerahkan Inggris di Jepang pada September mendatang.

Rencana kunjungan armada yang dipimpin oleh Kapal Induk HMS Queen Elizabeth ini seiring dengan usaha London untuk memperdalam hubungan keamanannya dengan Tokyo, yang khawatir dengan geliat teritorial China di kawasan perairan Asia.

Kapal ini akan tiba di Jepang melalui Laut China Selatan yang sebagian diklaim oleh China, dengan pemberhentian di India, Singapura, dan Korea Selatan.

"Menyusul pengerahan perdana kelompok penyerang, Inggris akan secara permanen menempatkan dua kapal di kawasan itu mulai akhir tahun ini,” terang Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace dalam pengumuman bersama Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi di Tokyo, seperti mengutip CNN Rabu 21 Juli.

Sementara, Menteri Kishi menyebut HMS Queen Elizabeth dan kapal pengawalnya akan berpisah dengan kedua kapal tersebut, untuk selanjutnya mengunjungi pakalan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dan Jepang di sepanjang Kepulauan Jepang.

Sebagai sekutu dekat AS, Jepang menjadi tuan rumah konsentrasi terbesar pasukan militer AS di luar Amerika Serikat, termasuk kapal, pesawat terbang dan ribuan Marinir.

Kendati demikian, kapal-kapal Inggris tidak akan memiliki pangkalan permanen, kata juru bicara Kedutaan Besar Inggris di Tokyo ketika ditanya dari pelabuhan mana kapal Angkatan Laut Kerajaan akan beroperasi.

Wallace yang melakukan perjalanan ke Jepang dengan delegasi komandan militer, mengatakan, Inggris juga berencana mengerahkan Littoral Response Group, sebuah unit marinir yang dilatih untuk melakukan misi beragam misi, mulai dari evakuasi hingga operasi anti-teror.

hms queen elizabeth
HMS Queen Elizabeth. (Wikimedia Commons/LPhot Dan Rosenbaum MOD)

Diberitakan sebelumnya, Inggris mengumumkan rencana peluncurkan armada laut terbesarnya dalam beberapa tahun terakhir, dalam misi panjang mengarungi kawasan Pasifik pada 26 April lalu. Inggris ingin menampilkan peran akitf dari pengaruh dan kekuatan angkatan lautnya.

"Ketika Carrier Strike Group (CSG) kami berlayar bulan depan, itu akan mengibarkan bendera untuk Global Britain, memproyeksikan pengaruh kami, menandakan kekuatan kami, terlibat dengan teman-teman kami dan menegaskan kembali komitmen kami untuk mengatasi tantangan keamanan hari ini dan besok," tukas Wallace April lalu.

"Inggris tidak melangkah mundur, tetapi berlayar untuk memainkan peran aktif dalam membentuk sistem internasional abad ke-21," lanjut Wallace.

Armada yang dipimpi oleh HMS Queen Elizabeth ini akan didampingi dua kapal perusak, dua frigat anti-kapal selam, satu kapal selam dan dua kapal pamasok kebutuhan logistik

Tak hanya itu, sebuah kapal perusak berpeluru kendali Angkatan Laut Amerika Serikat serta sebuah frigat Belanda yang akan ditugaskan untuk pertahanan udara, juga ikut berlayar dalam kelompok kapal perang ini," sebut Kementerian Pertahanan.

Kekuatan udara dalam kelompok tersebut akan dipusatkan pada pesawat tempur siluman RAF F-35B Inggris dan F-35B Korps Marinir Amerika Serikat, yang semuanya akan terbang dari dek kapal induk HMS Queen Elizabeth.

Gabungan kekuatan udara ini akan menjadi yang terbesar dalam kelompok kapal perang Inggris, sejak HMS Hermes di tahun 1983. Ini juga menjadi kolaborasi kelompok udara terbesar pesawat tempur generasi kelima di dunia.

Maret lalu, Inggris menyebut kawasan Indo-Pasifik menjadi salah satu kecenderungan dalam tinjau militer dan kebijakan luar negerinya. Dalam pengumuman kemarin disebutkan, misi kelompok kapal perang ini untuk meningkatkan peran keamanan Inggris di kawasan Indo-Pasifik.

Inggris juga berencana menggelar latihan militer bersama dengan India, Jepang dan Korea Selatan serta pasukan Amerika Serikat di kawasan itu. Selain itu, direncanakan pula digelar latihan bersama 'Five Powers Defense Agreement', antara Inggris, Malaysia, Singapura, Australia dan Selandia Baru, menandai 50 tahun pakta pertahanan ini.

Sebagai bagian dari perjalanan ke Pasifik, kelompok ini akan mengunjungi 40 negara, melewati Laut Mediterania dan Samudra Hindia dalam perjalanan ke Pasifik, menempuh jarak hampir 30.000 mil (48.280 kilometer).