Peneliti Singapura Sukses Kembangkan Busa Pintar Bantu Robot Berinteraksi
AiFoam membuat lengat robot lebih sensitif, cerdas dan semakin interaktif. (Tangkapan layar YouTube NUS)

Bagikan:

JAKARTA - Peneliti Singapura berhasil mengembangkan bahan busa pintar yang memungkinkan robot merasakan objek di dekatnya, dan memperbaiki dirinya sendiri saat rusak, seperti halnya kulit manusia.

Busa yang dilengkapi dengan saraf secara artifisial, atau AiFoam, adalah polimer sangat elastis yang dibuat dengan mencampur fluoropolimer dengan senyawa yang menurunkan tegangan permukaan.

Hal ini memungkinkan bahan spons untuk menyatu dengan mudah menjadi satu bagian saat dipotong, menurut para peneliti di National University of Singapore (NUS).

"Ada banyak aplikasi untuk bahan seperti itu, terutama dalam robotika dan perangkat prostetik, di mana robot harus jauh lebih cerdas saat bekerja di sekitar manusia," jelas pemimpin peneliti oleh Asisten Profesor Benjamin Tee dari Departemen Ilmu dan Teknik Material NUS, mengutip Reuters 6 Juli.

Untuk mereplikasi indera peraba manusia, para peneliti memasukkan material tersebut dengan partikel logam mikroskopis dan menambahkan elektroda kecil di bawah permukaan busa.

Aifoam
Uji coba AiFoam di jari robot. (Tangkapan layar YouTube NUS) 2

Ketika tekanan diterapkan, partikel logam semakin dekat di dalam matriks polimer, mengubah sifat listriknya. Perubahan ini dapat dideteksi oleh elektroda yang terhubung ke komputer, yang kemudian memberi tahu robot apa yang harus dilakukan, papar Tee.

"Ketika saya menggerakkan jari saya di dekat sensor, Anda dapat melihat sensor mengukur perubahan medan listrik saya dan merespons sentuhan saya," terang Tee mengenai hasil penelitiannya.

Fitur ini memungkinkan tangan robot untuk mendeteksi tidak hanya jumlah tetapi juga arah gaya yang diterapkan, berpotensi membuat robot lebih cerdas dan interaktif.

Tee mengatakan, AiFoam adalah yang pertama dari jenisnya untuk menggabungkan kedua sifat penyembuhan diri dan kedekatan dan penginderaan tekanan. Setelah menghabiskan lebih dari dua tahun mengembangkannya, ia dan timnya berharap materi tersebut dapat digunakan secara praktis dalam waktu lima tahun ke depan.

"Ini juga memungkinkan pengguna prostetik untuk menggunakan lengan robot mereka secara lebih intuitif saat mengambil benda," tukasnya.

Sementara itu, mengutip NUS News 10 Mei, dengan kemampuan meniru indera peraba manusia, merasakan benda di sekitarnya tanpa menyentuh langsung dan memperbaiki dirinya sendiri, AiFoam adalah busa pintar pertama di dunia yang melakukan fungsi-fungsi ini secara bersamaan, berpotensi membuat robot lebih cerdas dan interaktif.

peneliti NUS
Asst. Prof. Benjamin Tee (kiri) dan Guo Hongchen (right), anggota penelitian menunjukkan contoh busa cerda. (Sumber:news.nus.edu.sg)

"Kami ingin menunjukkan bahwa adalah mungkin untuk mereplikasi indera peraba manusia dalam robot, yang membuka paradigma baru dalam interaksi antara manusia dan mesin untuk aplikasi masa depan," jelas Asst Prof Tee, yang penemunnya ini telah dipublikasikan dalam Nature Communications pada 12 November 2020.

Saat ini Tim NUS sedang menjajaki kemitraan dengan perusahaan robotika, serta ingin memperluas penggunaan AiFoam ke area seperti robotika dan prostetik, untuk memungkinkan interaksi yang lebih mulus antara manusia dan mesin.

"Sifat penyembuhan diri dari AiFoam, serta kepekaannya terhadap kekuatan kontak, akan memungkinkan robot untuk menilai niat manusia dengan lebih baik, dan membangun generasi robot masa depan yang akan bereaksi terhadap perubahan lingkungan dengan cepat dan lebih efisien," pungkas Tee.