JAKARTA - Uni Eropa akan menetapkan strategi formal pada Hari Kamis untuk meningkatkan kehadirannya di Indo-Pasifik dan melawan kekuatan China yang meningkat, setelah Australia, Inggris dan Amerika Serikat mengumumkan aliansi AUKUS.
AS, Inggris dan Australia mengatakan pada Hari Rabu mereka akan membangun kemitraan keamanan untuk Indo-Pasifik, termasuk membantu Australia memiliki kapal selam bertenaga nuklir, di tengah pesatnya pertumbuhan pengaruh China di kawasan tersebut.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan, pakta keamanan yang dibuat ketiga negara tersebut menunjukkan, Uni Eropa harus mengembangkan strategi pertahanan dan keamanannya sendiri, khususnya di Indo-Pasifik.
Josep Borrell mengatakan dia tidak diajak berkonsultasi pada kesepakatan Rabu untuk Washington membantu Canberra membangun armada kapal selam nuklir, membatalkan kesepakatan dengan Prancis untuk merancang kapal selam diesel-listrik.
"Kita harus bertahan hidup sendiri, seperti yang dilakukan orang lain," kata Borrell ketika dia mempresentasikan strategi baru UE untuk kawasan Indo-Pasifik, berbicara tentang 'otonomi strategis' yang telah diperjuangkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, mengutip Reuters Kamis 16 September.
"Saya mengerti sejauh mana pemerintah Prancis harus kecewa," sambungnya. Kesepakatan Inggris, Amerika Serikat dan Australia berdampak pada batalnya kesepakatan proyek kapal selam rancangan Prancis senilai 40 miliar dolar AS.
Sementara itu, juru bicara Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa mengatakan, blok tersebut belum diberitahu tentang kemitraan keamanan dan berusaha untuk mencari tahu lebih lanjut.
"Kami harus berdiskusi dengan negara-negara anggota untuk menilai implikasinya," kata Peter Stano dalam jumpa pers reguler.
Dipimpin oleh Prancis, Jerman dan Belanda, yang pertama kali menetapkan cara untuk memperdalam hubungan dengan negara-negara seperti India, Jepang dan Australia, Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara ingin menggunakan rencana itu untuk menunjukkan kepada Beijing, menentang penyebaran otoritarianisme.
BACA JUGA:
Mengikuti rencana awal pada Bulan April, Uni Eropa akan menjelaskan secara rinci bagaimana rencananya untuk memperdalam hubungan dengan sekutunya dalam kebijakan lingkungan, perdagangan dan digital, serta berusaha mengembangkan kehadiran maritim untuk menjaga jalur perdagangan tetap terbuka.
Para diplomat mengatakan rencana itu bukan 'anti-China', meskipun utusan di Brussels mengakui Beijing kemungkinan akan melihatnya seperti itu, ketika ketegangan atas wilayah yang diperebutkan dan zona maritim tumbuh, serta kekhawatiran tentang pembangunan militer China.