JAKARTA - Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Jerman pada Hari Kamis memberikan dukungan kepada Perdana Menteri Belanda Mark Rutte untuk menggantikan Jens Stoltenberg sebagai Sekjen NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara).
Masa jabatan Stoltenberg harusnya berakhir pada Oktober 2022 lalu. Namun, krisis Ukrain membuat masa jabatannya diperpanjang hingga 30 September 2023. Juli Tahun lalu, masa jabatannya kembali diperpanjang hingga 1 Oktober 2024.
Saat Stoltenberg turun nanti, penggantinya menghadapi tantangan yang tidak mudah, mempertahankan dukungan anggota NATO untuk Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia, sambil menjaga agar aliansi itu tidak terlibat langsung dalam konflik dengan Moskow.
"Presiden (Joe) Biden sangat mendukung pencalonan PM Rutte untuk menjadi Sekretaris Jenderal NATO berikutnya," kata seorang pejabat AS, melansir Reuters 23 Februari.
"PM Rutte memiliki pemahaman mendalam tentang pentingnya aliansi, ia adalah seorang pemimpin dan komunikator alami, dan kepemimpinannya akan membantu Aliansi dengan baik pada saat kritis ini," jelasnya.
Para diplomat mengatakan, Rutte adalah satu-satunya kandidat resmi untuk jabatan tersebut dalam kontes di belakang layar, meskipun beberapa pihak mengatakan nama Presiden Rumania Klaus Iohannis juga telah disebutkan dalam diskusi informal baru-baru ini.
Namun dengan dukungan Washington, kekuatan utama aliansi tersebut, dan tiga negara besar Eropa serta sekitar 16 anggota NATO lainnya, menurut para diplomat, Rutte berada dalam posisi terdapan dan lawan mana pun akan menghadapi perjuangan berat.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan, Rutte adalah sosok yang dihormati di seluruh NATO dengan komitmen pertahanan dan keamanan yang serius, yang akan memastikan Rutte tetap kuat dan siap menghadapi segala kebutuhan untuk mempertahankan diri.
Sedangkan seorang pejabat senior Prancis mengatakan, Presiden Emmanuel Macron adalah pendukung awal penempatan Rutte dalam peran tersebut, setelah ia memberi tahunya tentang jabatan tersebut pada tahun lalu.
Adapun juru bicara pemerintah Jerman mengatakan Rutte mendapat dukungan dari Berlin dan memujinya sebagai "kandidat yang luar biasa".
Kendati demikian, seorang diplomat senior memperingatkan bahwa kesepakatan belum tercapai. Polandia, kekuatan militer yang berkembang di Eropa, belum memiliki pilihan, kata juru bicara kementerian luar negeri. Juga belum ada kabar dari Hongaria dan Turki, yang dianggap berpotensi menentang Rutte oleh beberapa diplomat.
Rutte (57) sendiri diketahui memiliki hubungan baik dengan berbagai pemimpin Inggris, Uni Eropa dan Amerika Serikat, termasuk Donald Trump, selama masa jabatannya.
Pada akhir pekan, Rutte mendesak para pemimpin Eropa untuk "berhenti mengeluh, merengek, dan mengomel" tentang Trump dan fokus pada apa yang bisa mereka lakukan untuk meningkatkan pertahanan dan membantu Ukraina.
BACA JUGA:
Didirikan pada tahun 1949 untuk melawan Uni Soviet selama Perang Dingin, NATO adalah aliansi politik dan militer negara-negara dari Amerika Utara dan Eropa.
Prinsip pertahanan kolektif tertuang dalam Pasal 5 perjanjian pendirian negara ini, yaitu gagasan bahwa serangan terhadap satu anggota dianggap sebagai serangan terhadap seluruh anggota.
Para pemimpin NATO ditunjuk berdasarkan konsensus, artinya semua anggota harus menyetujui keputusan akhir. Aliansi tersebut saat ini memiliki 31 anggota dengan Swedia siap untuk segera bergabung.