Bagikan:

JAKARTA - Uni Eropa solid menyatakan dukungannya terhadap Prancis, di tengah krisis kapal selam nuklir yang terkait dengan aliansi pertahanan baru bentukan Amerika Serikat (AS), Inggris dan Australia, menyebut slogan 'America is back' yang digaungkan oleh Presiden AS Joe Biden.

Dalam pertemuan di New York Senin waktu setempat, para Menteri Luar Negeri Eropa menyatakan dukungan dan solidaritas terhadap Prancis, selama pertemuan yang membahas pembatalan pesanan kapal selam konvensional senilai 40 miliar dolar AS Australia dengan Paris, demi kesepakatan dengan Washington dan Inggris.

Berbicara setelah pertemuan tertutup di sela-sela pertemuan tahunan para pemimpin dunia PBB, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan, "lebih banyak kerja sama, lebih banyak koordinasi, lebih sedikit fragmentasi, diperlukan untuk mencapai kawasan Indo-Pasifik yang stabil dan damai", dengan memerhatikan peningkatan kekuatan China.

Australia Rabu pekan lalu mengatakan akan membatalkan pesanan kapal selam konvensional dari Prancis, dengan sebaliknya membangun setidaknya delapan kapal selam nuklir dengan teknologi AS dan Inggris, setelah menjalin kemitraan keamanan dengan kedua negara tersebut dengan nama AUKUS.

Keputusan itu membuat marah Prancis, dengan Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian menuduh pemerintahan Presiden AS Joe Biden melanjutkan tren pendahulunya Donald Trump tentang 'unilateralisme, ketidakpastian, kebrutalan dan tidak menghormati mitra'.

Amerika Serikat telah berusaha meredakan kemarahan Prancis, sekutu NATO. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden AS Joe Biden akan berbicara di telepon dalam beberapa hari ke depan.

kapal selam australia
Kapal selam Australia HMAS Rankin (SSG 78). (Wikimedia Commons/U.S. Navy/Mass Communication Specialist Seaman James R. Evans)

"Kami adalah sekutu, kami berbicara dan tidak menyembunyikan strategi yang berbeda. Itu sebabnya ada krisis kepercayaan. Jadi semua itu perlu klarifikasi dan penjelasan. Mungkin butuh waktu," tukas Le Drian, mengutip Reuters 21 September.

Terpisah, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, Presiden Biden akan menegaskan kembali komitmen untuk bekerja dengan salah satu mitra tertua dan terdekat dalam menghadapi berbagai tantangan global, merujuk pada Prancis.

Tidak jelas apakah perselisihan itu akan berimplikasi pada putaran pembicaraan perdagangan Uni Eropa - Australia berikutnya yang dijadwalkan 12 Oktober. Kemarin, Borrell bertemu dengan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne di New York kemarin.

Sementara itu, Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan bahwa dia merasa sulit untuk memahami langkah Australia, Inggris dan Amerika Serikat.

"Mengapa? Karena dengan Pemerintahan Joe Biden yang baru, Amerika kembali. Ini adalah pesan bersejarah yang dikirim oleh pemerintahan baru ini dan sekarang kami memiliki pertanyaan. Apa artinya, Amerika kembali? Apakah Amerika kembali ke Amerika atau di tempat lain? Kami tidak tahu," katanya kepada wartawan di New York.

"Jika China adalah fokus utama bagi Washington maka 'sangat aneh' bagi Amerika Serikat untuk bekerja sama dengan Australia dan Inggris," tukasnya, menyebut sebagai keputusan yang melemahkan aliansi transatlantik.

'America Is Back' atau 'Amerika Kembali' adalah kata yang sering dipakai oleh Presiden Joe Biden terkait dengan kebijakan luar negerinya sejak dilantik. Ini seperti 'America First' yang selalu dipakai oleh mantan Presiden Donald Trump.

"Ini adalah tim yang mencerminkan fakta bahwa Amerika telah kembali, siap untuk memimpin dunia, tidak mundur darinya, sekali lagi duduk di puncak klasemen, siap untuk menghadapi musuh kita dan tidak menolak sekutu kita, siap untuk membela. nilai-nilai kami," ujar Joe Biden mengutip Reuters 24 November 2020.

Untuk diketahui, sedianya pejabat tinggi dari Amerika Serikat dan Uni Eropa akan bertemu di Pittsburgh, Pennsylvania, AS akhir bulan ini untuk pertemuan perdana Dewan Perdagangan dan Teknologi AS - Uni Eropa yang baru dibentuk, tetapi Michel mengatakan beberapa anggota UE mendorong agar ini ditunda.