Bantah Laporan Pembunuhan Ilmuwan Nuklirnya oleh Intel Israel, Iran Sebut Sudah Memiliki Laporan Rinci
Petinggi Iran menghadiri pemakaman ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh. (Wikimedia Commons/Fars News Agency)

Bagikan:

JAKARTA - Iran membantah laporan yang dikeluarkan oleh media Amerika Serikat, terkait dengan pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir top Iran Mohsen Fakh pada tahun 2020 lalu.

Fakhrizadeh yang juga dikenal sebagai 'Bapak Program Nuklir Iran', tewas terbunuh di luar Teheran pada tahun 26 November tahun 2020 lalu. Beragam analisa dan kontroversi timbul terkait pembunuhan ini.

Terbaru, The New York Times menyebut agen intelijen Israel, Mossad, berada di balik pembunuhan ini, dengan menggunakan senapan penembak runduk yang telah dimodifikasi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI), dikendalikan dari jarak jauh, dalam laporannya Sabtu pekan lalu.

"Itu hanya layak mendapat perhatian hanya sebagai laporan surat kabar," sebut juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh, mengutip Iran International Minggu 19 September.

"Badan keamanan dan intelijen Iran memiliki laporan rinci tentang insiden tersebut termasuk, semua orang yang telah berpartisipasi, dalam operasi tersebut," sambung Khatibzadeh.

The New York Times mengatakan laporannya didasarkan pada wawancara dengan pejabat Amerika, Israel dan Iran, "termasuk dua pejabat intelijen yang mengetahui rincian perencanaan dan pelaksanaan operasi."

Sementara, dua hari setelah pembunuhan Fakhrizadeh, Fars News yang berafiliasi dengan Pengawal Revolusi Iran menerbitkan laporan yang menawarkan rincian peristiwa tersebut, mengatakan tidak ada pembunuh di tempat kejadian dan senjata otomatis yang dikendalikan dari jarak jauh telah menembaki konvoi.

Diberitakan sebelumnya, teka-teki kematian ahli nuklir militer sekaligus 'Bapak Program Senjata' Mohsen Fakhrizadeh pada November 2020 lalu, setelah media Amerika Serikat (AS) Sabtu kemarin melaporkan Mossad, badan intelijen Israel, berada di balik kematian tersebut.

ilmuwan nuklir iran
Pemakaman militer ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh. (Wikimedia Commons/Fars News Agency)

Laporan tersebut juga mengatakan, Mossad menggunakan senapan penembak jitu yang dioperasikan dengan teknologi kecerdasan buatan (AI), serta dikendalikan dari jarak jauh.

"Agen Iran yang bekerja untuk Mossad telah memarkir truk pickup Nissan Zamyad biru di sisi jalan yang menghubungkan Kota Absard ke jalan raya utama. Tempat itu berada di sedikit ketinggian dengan pemandangan kendaraan yang mendekat. Tersembunyi di bawah terpal dan bahan konstruksi pengalih di bak truk adalah senapan mesin penembak jitu 7,62 mm," sebut laporan tersebut mengutip The Jerusalem Post 18 September.

"Sekitar pukul 1 siang, tim penyerang menerima sinyal bahwa Tuan Fakhrizadeh, istrinya, dan tim penjaga bersenjata dengan mobil pengawal akan berangkat ke Absard, di mana banyak elit Iran memiliki rumah kedua dan vila liburan," lanjut laporan itu.

Selanjutnya, laporan tersebut merinci bagaimana penembak jitu yang menghabisi Fakhrizadeh melakukannya dari jarak jauh, dari Israel, lebih dari 1.600 kilometer jauhnya, karena regu pembunuh telah lama meninggalkan Iran.

Senapan yang digunakan adalah model khusus dari senapan mesin FN MAG buatan Belgia yang dipasang pada peralatan robot canggih. Senapan itu diselundupkan ke negara dalam potongan-potongan kecil selama beberapa bulan, karena jika digabungkan, semua komponennya akan memiliki berat sekitar satu ton penuh.

Satu detail baru dalam laporan itu adalah, bahan peledak yang digunakan untuk menghancurkan bukti senjata jarak jauh sebagian gagal, meninggalkan cukup banyak senjata utuh bagi Iran untuk mengetahui apa yang telah terjadi.