Tegas Peringatkan Israel, Presiden Raisi: Sekecil Apa Pun Tindakan Terhadap Iran, Kami akan Balas ke Jantung Rezim Zionis
Presiden Iran Ebrahim Raisi. (Wikimedia Commons/Mehr News Agency/Maryam Kamyab)

Bagikan:

JAKARTA - Angkatan bersenjata Iran akan menargetkan jantung Israel jika membuat 'langkah sekecil apapun' terhadap mereka, Presiden Ebrahim Raisi mengatakan pada parade militer pada Hari Senin, di tengah pembicaraan terhenti antara Teheran dan kekuatan dunia untuk menghidupkan kembali pakta nuklir 2015.

Israel, yang secara luas diyakini memiliki satu-satunya senjata atom di Timur Tengah, mengatakan tidak akan terikat oleh kesepakatan nuklir Iran dan pada akhirnya dapat mengambil tindakan sepihak terhadap situs nuklir Iran.

"Rezim Zionis (Israel), Anda harus tahu bahwa, jika Anda mengambil tindakan sekecil apa pun terhadap bangsa kita, angkatan bersenjata kita akan menargetkan jantung rezim Zionis" tegas Presiden Raisi dalam pidato yang disiarkan televisi pada parade militer untuk menandai Hari Tentara Nasional, melansir Reuters 18 April.

Pasukan berbaris di depan podium tempat Presiden Raisi berdiri bersama perwira militer. Helikopter terbang di atas dan penerjun payung jatuh di atas area parade di dekat makam Ayatollah Ruhollah Khomeini, pendiri negara Islam.

Rudal, pengangkut personel lapis baja, pesawat pengintai tak berawak dan kapal selam kecil juga merupakan bagian dari parade.

Iran menuduh Israel melakukan beberapa serangan terhadap fasilitas yang terkait dengan program tersebut dan membunuh ilmuwan nuklir Iran. Israel tidak membantah atau membenarkan tuduhan tersebut. Selain itu, Israel, yang menolak untuk diakui oleh Republik Islam, mengatakan tidak akan menerima Republik Islam sebagai "negara ambang nuklir".

Diketahui, Amerika Serikat dan Iran telah terlibat dalam pembicaraan tidak langsung selama lebih dari satu tahun untuk menyelamatkan pakta tersebut. Washington meninggalkannya pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi terhadap Teheran.

Iran telah bereaksi dengan melanggar batas kesepakatan pada program nuklirnya. Berdasarkan kesepakatan itu, Iran membatasi upaya nuklirnya dengan imbalan bantuan dari sanksi ekonomi.

Tetapi, pembicaraan itu ditangguhkan bulan lalu karena masalah yang belum terselesaikan, apakah Amerika Serikat akan menghapus Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) dari daftar Organisasi Teroris Asing AS, seperti yang diminta oleh Teheran.

"Strategi kami adalah pertahanan dan bukan pelanggaran," tegas Raisi, menambahkan "tentara Iran menggunakan kesempatan sanksi dengan sangat baik untuk memberdayakan dirinya sendiri, dan industri militer kami sekarang dalam kondisi terbaik."