Sisa Pasukannya di Mariupol Masih Berjuang dan Tolak Seruan Rusia untuk Menyerah, PM Ukraina: Kota Ini Belum Jatuh
PM Ukraina Denys Shmyhal. (Wikimedia Commons/Cabinet of Ministers of Ukraine)

Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal menyebut tentaranya di kota pelabuhan Mariupol selatan Ukraina, masih berjuang dan menolak seruan Rusia untuk menyerah.

"Kota ini masih belum jatuh," kata Shmyhal kepada program 'This Week' ABC, menambahkan bahwa tentara Ukraina terus menguasai beberapa bagian kota, seperti melansir Reuters 17 April.

"Jadi, tidak ada kendali penuh atas Mariupol oleh pasukan Rusia," tegas Shmyhal melanjutkan.

Sebelumnya, Rusia mengatakan pada Hari Sabtu mereka menguasai bagian perkotaan Mariupol, dengan beberapa pejuang Ukraina yang tersisa di pabrik baja Azovstal yang menghadap ke Laut Azov.

Pabrik baja Azovstal, salah satu pabrik metalurgi terbesar di Eropa dengan labirin rel kereta api dan tanur sembur, telah menjadi tempat terakhir bagi para pembela yang kalah jumlah.

"Semua yang meletakkan senjata dijamin nyawanya akan selamat," kata kementerian pertahanan Rusia.

Merebut Mariupol, pelabuhan utama di wilayah tenggara Donbas, akan menjadi hadiah strategis bagi Rusia, menghubungkan wilayah yang dikuasai oleh separatis pro-Rusia di timur dengan wilayah Krimea yang dicaplok Moskow pada 2014.

Setelah gagal mengatasi perlawanan Ukraina di utara, militer Rusia telah memfokuskan kembali serangan daratnya di Donbas sambil mempertahankan serangan jarak jauh di tempat lain termasuk ibu kota, Kyiv.

tentara ukraina
Caption

Diketahui, sekitar empat juta orang Ukraina telah meninggalkan negara itu, kota-kota telah hancur dan ribuan orang tewas sejak dimulainya invasi pada 24 Februari.

"Penjajah akan bertanggung jawab atas semua yang mereka lakukan di Ukraina," sebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di akun Telegramnya, mengunggah gambar kehancuran yang katanya mirip dengan 'masa mengerikan' Perang Dunia Kedua.

Presiden Zelensky menuduh Rusia pada Hari Sabtu "sengaja berusaha untuk menghancurkan semua orang" di Mariupol, mengatakan pemerintahnya berhubungan dengan para pejuang.

Tidak diketahui berapa banyak tentara yang berada di pabrik baja. Gambar satelit telah menunjukkan asap dan api yang datang dari daerah itu, yang penuh dengan terowongan. Presiden Zelensky mengatakan, membunuh pasukannya akan mempengaruhi upaya perdamaian.

Rusia mengatakan Ukraina telah kehilangan lebih dari 4.000 tentara di Mariupol pada Sabtu. Sedangkan Kyiv mengatakan, total kerugian pasukannya secara nasional sejauh ini dalam perang kurang dari itu, antara 2.500 dan 3.000. Reuters belum dapat memverifikasi angka kedua belah pihak.