Presiden Polandia dan Negara Baltik Kunjung Kyiv: Masa Depan Ukraina Ditentukan di Medan Perang, Presiden Putin Harus Kalah
(ki-ka) Presiden Gitanas Nauseda, Andrzej Duda, Volodymyr Zelensky, Egil Levits, Alar Karis. (Wikimedia Commons/President Of Ukraine)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Polandia, Lituania, Latvia dan Estonia bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky di Kyiv pada Hari Rabu, menyerukan peningkatan dukungan militer untuk Ukraina dan Rusia agar bertanggung jawab atas tindakan pasukannya di lapangan.

Politisi Eropa telah berbondong-bondong dengan kereta api ke ibukota Ukraina, sejak pasukan Rusia menarik diri dari Utara negara itu dalam menghadapi perlawanan kuat Ukraina awal bulan ini.

Sebelum bertemu Presiden Zelensky, keempat presiden mengunjungi daerah-daerah di wilayah Kyiv, di mana ratusan warga sipil yang terbunuh telah ditemukan setelah penarikan Rusia.

Moskow telah membantah bertanggung jawab dan menolak tuduhan bahwa pasukannya melakukan kejahatan perang di sana sebagai berita palsu, membantah pasukannya menargetkan warga sipil.

"Ini bukan perang, ini terorisme," kata Presiden Polandia Andrzej Duda pada konferensi pers di Kyiv, diapit oleh Zelensky dan presiden negara-negara Baltik, melansir Reuters 14 April.

"Kami tidak hanya berbicara tentang tentara yang melakukan kejahatan itu, tetapi mereka yang mengeluarkan perintah, semuanya harus diadili," tegasnya.

Keinginan agar Rusia dimintai pertanggungjawaban digaungkan oleh presiden-presiden lain yang berkunjung, yang juga mengatakan mereka berencana untuk mendorong masyarakat internasional, untuk meningkatkan dukungan militer bagi Ukraina saat negara itu bersiap untuk serangan intensif oleh Rusia di Timur.

presiden zelensky bersama presiden polandia, presiden lithuania presiden estonia
(ki-ka) Presiden Gitanas Nauseda, Andrzej Duda, Volodymyr Zelensky, Egil Levits, Alar Karis saat memberikan keterangan pers bersama. (Wikimedia Commons/President Of Ukraine)

"Adalah tugas kami untuk membantu Ukraina dengan segala jenis senjata," ujar Presiden Latvia Egils Levits.

Sementara rekannya dari Lituania Gitanas Nauseda berkata, "Masa depan Ukraina akan ditentukan di medan perang. Ukraina harus menang."

Kunjungan empat presiden itu terjadi sehari setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan invasi Moskow ke Ukraina sama dengan genosida, sementara Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji Moskow akan secara berirama dan tenang melanjutkan operasinya dan mencapai tujuannya.

Diketahui, Presiden Putin mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya operasi militer khusus, untuk demiliterisasi dan denazifikasi negara itu. Adapun Ukraina dan sekutunya mengatakan Putin melancarkan perang agresi yang tidak beralasan.

"Presiden Putin harus kalah dalam perang ini atau tidak akan ada perdamaian di Eropa," tegas Presiden Estonia Alar Karis.

Terpisah, Kanselir Jerman Olaf Scholz telah menyatakan "kejengkelan" setelah Presiden negara itu Frank-Walter Steinmeier membatalkan kunjungan ke Kyiv pada waktu yang sama.

Dia mengatakan itu dimaksudkan "untuk mengirim sinyal kuat solidaritas Eropa dengan Ukraina". Kanselir Scholz mengatakan Kyiv tidak ingin Steinmeier berkunjung. Tetapi pada konferensi pers Hari Rabu, Presiden Zelensky mengatakan dia belum secara resmi didekati oleh Steinmeier atau kantornya mengenai kunjungan.

Berbicara tentang pengunjungnya di Kyiv, Presiden Zelensky mengatakan dia bersyukur mereka telah berdiri "bahu bahu-membahu dengan Ukraina."

"Empat pemimpin dari empat negara itu selalu melindungi kita, selalu membela kita," singkatnya.