Puluhan Artileri dan Roket Rusia Hantam Pemukiman di Kharkiv: Tewaskan Warga Sipil, Anak-anak Kritis
Petugas penyelamat memeriksa reruntuhan bangunan yang terkena serangan di Kharkiv, Ukraina. (Wikimedia Commons/dsns.gov.ua/State Emergency Service of Ukraine)

Bagikan:

JAKARTA - Kota Kharkiv dilanda pemboman hebat selama 24 jam terakhir, saat puluhan artileri dan roket pasukan Rusia menghantam wilayah tersebut seiring dengan peningkatan serangan di Ukraina Timur.

Empat warga sipil kota kedua di timur Ukraina, Kharkiv, tewas dan sepuluh lainnya terluka pada Rabu, ketika pasukan Rusia meningkatkan kampanye pengeboman mereka di kota itu, kata pejabat setempat.

"Musuh membom rumah-rumah pemukiman, daerah pemukiman. Sayangnya, ada korban sipil, yang terburuk adalah anak-anak kritis," kata Wali Kota Kharkiv Ihor Terekhov kepada televisi nasional Ukraina, melansir Reuters 14 April.

Sementara mengutip Foxnews, sekitar 53 artileri dan roket menghantam kota itu dalam 24 jam terakhir. Namun, Gubernur Wilayah Kharkiv Oleh Synehubov menyebut, pasukan Ukraina terus berjuang mempertahankan wilayahnya.

"Angkatan Bersenjata kami terus berjuang untuk mencegah musuh lewat ke wilayah Donetsk dan Luhansk," tulis Synegubov di Telegram.

"Rusia terus meneror warga sipil," tambahnya. "Sayangnya, selama 24 jam terakhir, 22 warga sipil, termasuk tiga anak-anak, terluka dalam penembakan di wilayah itu," sambungnya.

Kharkiv berjarak kira-kira 30 mil dari perbatasan Rusia dan terletak di sepanjang jalan raya utama yang harus dilalui oleh pasukan penyerang, untuk menuju selatan menuju wilayah timur Donetsk dan Lugansk.

Meskipun hampir 50 hari mengalami penembakan berat, Synegubov menyarankan penduduk Kharkiv untuk tidak mengungsi dan berkata, "Angkatan bersenjata kami menghancurkan banyak peralatan dan tenaga kerja Rusia setiap hari."

"Percayalah pada pertahanan kami dan tetap tenang," tambahnya.

Terpisah, seorang pejabat senior pertahanan Amerika Serikat mengatakan kepada wartawan, pasukan Rusia kemungkinan akan tetap berada di jalan-jalan ketika Moskow mencoba mengirim konvoi kedua ke Ukraina, kali ini menuju ke front timur. Cuaca musim semi yang berubah, berarti invasi darat bisa terbukti lebih sulit bagi Rusia, dengan kendaraan lapis baja berat akan dicegah dari off-road saat tanah mencair.

"Pasukan Rusia meningkatkan aktivitas mereka di front selatan dan timur, berusaha membalas kekalahan mereka," ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidato video Rabu malam.